Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore menguat menjauhi angka Rp10.000 per dolar, karena aksi beli terhadap rupiah berlanjut akibat membaiknya pasar regional.

"Pembelian rupiah oleh pelaku pasar yang meningkat memicu posisi rupiah makin menjauhi angka Rp10.000 per dolar," kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Jumat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik menjadi Rp9.983-Rp10.000 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.028-Rp10.035 atau naik 45 poin.

Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo mengatakan, pelaku pasar makin optimistis terhadap rupiah karena ekonomi Indonesia makin tumbuh dengan baik.

Karena Indonesia dinilai masih dapat memberikan keuntungan yang lebih baik ketimbang negara-negara di kawasan tersebut, ucapnya.

Membaiknya pasar saham regional, akibat menguat bursa Wall Street sepanjang pekan ini, menurut dia menunjukkan bahwa ekonomi AS mulai membaik dan meninggalkan dasar-dasar krisis keuangan global memicu pelaku terus membeli rupiah.

"Kami optimistis rupiah akan terus menguat menjauhi angka Rp10.000 per dolar, namun apakah Bank Indonesia tidak melakukan intervensi pasar agar kenaikannya itu tidak terlalu cepat," katanya.

Sementara itu, pengamat pasar uang lainnya Farial Anwar mengatakan, rupiah seharus sudah jauh berada dilevel Rp9.500 per dolar, namun kenaikan itu cenderung dihambat.

Rupiah pada Januari 2008 sempat mencapai Rp9.300 per dolar. Jadi kalau dibanding dengan posisi sekarang bahwa rupiah masih merosot bukan menguat, karena itu biarkan saja mata uang Indonesia itu menguat lebih tinggi lagi, katanya.

Menurut dia, pada awal bulan biasanya aksi beli dolar oleh korporasi cukup besar yang menekan rupiah. Karena itu dengan tingginya kenaikan rupiah, maka tekanan negatif terhadap rupiah dirasakan tidak akan begitu besar. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009