Jakarta (ANTARA News) - Indonesia sedang menjajaki kerja sama untuk pembukaan sebuah program studi tingkat pascasarjana yakni untuk strata dua (S2/magister) dan strata tiga (S3/doktor) studi kebencanaan dengan Universitas PBB (UNU) yang berpusat di Jepang. "Saat ini sudah dua perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang siap untuk program itu, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Hassanudin (Unhas) di Makassar," kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan (PPK-Depkes) dr Rustam S Pakaya, MPH kepada ANTARA di Jakarta, Senin pagi. Didampingi Kepala Bagian Tata Usaha PPK Depkes drg Els Mangundap, MM,yang ditugaskan untuk menyiapkan rencana program itu, Rustam S Pakaya mengemukakan bahwa jika rencana itu dapat diwujudkan dalam waktu segera, maka hal itu akan menjadi kebanggaan tersendiri. "Artinya, kita juga akan mengusulkan agar program studi kebencanaan untuk pascasarjana itu oleh Universitas PBB bisa dipusatkan di Indonesia," katanya. Ia menjelaskan, salah satu latar belakang mengapa program studi itu disampaikan ke Universitas PBB, karena dengan pengalaman berbagai bencana alam dan nonalam di Indonesia, sejak bencana dahsyat tsunami di Aceh dan Nias, serta lainnya, Indonesia telah mampu belajar menangani sehingga cukup punya ahli untuk membagikan ilmunya kepada masyarakat dunia. Menurut dia, program studi S-2 dan S-3 tersebut, nantinya akan dirancang untuk kajian secara lintas disiplin keilmuan, sehingga tidak hanya dari aspek ilmu kedokteran dan kesehatan. Program pascasarjana itu dirancang selama tiga tahun atau satu paket untuk jenjang S-2 dan selanjutnya ke S-3 dengan biaya pendidikan antara 50 ribu dolar AS hingga 100 ribu dolar AS. Indonesia pernah menempatkan salah satu putra terbaik bangsa yakni Soedjatmoko (alm) untuk dipercaya menjabat sebagai Rektor Universitas PBB yang berada di Tokyo, Jepang dari September 1980 sampai Oktober 1987.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009