Semarang (ANTARA News) - Pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan dari sekitar 30 juta jiwa pada 2003 menjadi 32,3 juta jiwa pada 2008, kata Kepala BKKBN Jateng Sri Murtiningsih.

"Kenaikan jumlah penduduk itu karena jumlah peserta program keluarga berencana (KB) aktif menurun dari 65 persen pada 2003 menjadi 63,7 persen pada 2008 se-Jateng," katanya di sela-sela Pertemuan 3.276 petugas lapangan (PL) KB dari 35 kabupaten/kota se-Jateng di Semarang, Kamis.

Menurut Murtiningsih, kenaikan jumlah penduduk Itu ditandai kenaikan angka kesuburan wanita (TFR) dari 2,1 anak pada 2003 menjadi 2,3 anak pada 2007 sesuai data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007.

Sedangkan, penurunan peserta KB yang kini hanya 63 persen dari 6,3 juta pasangan usia subur (PUS) itu disebabkan jumlah PLKB yang pada 2003 mencapai 4000 orang, sempat menurun sekitar 2000 orang dan kini jumlahnya naik menjadi 3.276 orang.

"Kami meminta pemprov Jateng untuk mengangkat PLKB sebagai PNS agar seorang PLKB bertugas melayani 1-2 desa peserta KB, sekarang mereka melayani 5-6 desa," katanya.

Selain itu, perlu dukungan pollitik dan operasional dari pemprov dan pemkab/pemkot se Jateng di era desentralisasi program KB kepada pemkab/pemkot.

BKKBN menjalin kerja sama dengan media massa, ulama, tokoh agama, jajaran TNI/Polri untuk meningkatkan kesertaan program KB bagi masyarakat.

"Jika bangsa Indonesia gagal mengendalikan jumlah penduduk, maka beban negara semakin besar, seperti penyediaan lapangan kerja, fasilitas pendidikan, kesehatan dan perumahan," katanya.

Murtiningsih menyatakan optimis dengan menaikkan jumlah PLKB termasuk penghargaannya, komitmen politik pembentukan badan KB dan pemberdayan perempuan di kab/kota, kerjasama dengan media massa, tokoh agama, maka program KB berhasil seperti era 1970-an, 1980-an dan 1990-an.(*)

Pewarta: anton
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009