Mamuju (ANTARA News) - Polres Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), mengaku kewalahan dalam melakukan pembinaan terhadap aparatnya sehingga banyak menimbulkan permasalahan di masyarakat yang terjadi di wilayah itu.

Wakil Kapolres Mamuju, Kompol Setiwo H di Mamuju, Kamis, mengatakan, pihaknya masih kewalahan dalam melakukan pembinaan terhadap aparatnya yang jumlahnya berkisar ratusan orang, sedangkan perwira tinggi yang ada di Polres Mamuju jumlahnya sangat minim.

"Kami sangat terbatas dalam melakukan pembinaan terhadap prajurit kepolisian. Meski begitu, kami selaku penanggungjawab di Polres Mamuju tetap melakukan pembinaan terhadap aparat selaku pengayom dan pelindung masyarakat," Katanya.

Menurutnya, kasus kekerasan yang dilakukan aparat terhadap warga sipil telah ditindaklanjuti sesuai dengan hukum dan kode etik kepolisian.

Para oknum polisi yang bertindak semena-mena terhadap warga sipil, kasusnya telah dilakukan penyelidikan. "Kami telah melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus kekerasan terhadap warga sipil," ungkapnya.

Dia mengatakan, pihaknya tidak melindungi aparat polisi yang melakukan tindakan anarkis terhadap warga sipil, karena perbuatan tersebut sangat bertentangan dengan hukum dan kode etik kepolisian.

"Siapa pun orangnya yang melakukan perbuatan melawan hukum akan kami tindak tegas, baik masyarakat apalagi jika dilakukan oleh aparat kepolisian," ucapnya.

Untuk itu, kata Sutiwo, jika masyarakat yang telah dirugikan dengan perbuatan semena-mena yang dilakukan aparat polisi agar segera melaporkan kejadian sehingga kasus yang terjadi dapat diungkap bertema, sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.

"Jika ada aparat melakukan tindakan kekerasan agar pihak yang dirugikan segera melaporkan kejadian itu ke kantor polisi terdekat," ujarnya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009