Mogadishu (ANTARA News/Reuters) - Perompak Somalia yang menahan sebuah kapal Jerman yang membawa lima warga Jerman, tiga orang Rusia, dua Ukraina dan 14 Filipina telah memperoleh tebusan 2,7 juta dolar dan menghitung uang itu sebelum membebaskan kapal tersebut, kata seorang perompak kepada Reuters.

"Kami telah menerima uang tebusan 2,7 juta dolar untuk Hansa, sebuah kapal Jerman," kata perompak Abdi kepada Reuters melalui telefon dari Haradhere, sebuah wilayah bajak laut.

"Kami membagi uang tersebut. Kami harus segera turun (dari kapal itu)," tambahnya.

Hansa Stavanger, kapal peti kemas berbendera Jerman, dibajak sekitar 645 kilometer di lepas pantai pelabuhan Kismayu, Somalia selatan, pada 4 April.

Pembebasan kapal seberat 20.000 ton milik perusahaan perkapalan Hamburg Leonhardt & Blumberg itu diperkirakan dilakukan pekan lalu namun ditunda setelah perompak menuntut uang tebusan lebih tinggi.

Sebelumnya, sebuah kapal penarik milik Malaysia dengan 11 orang awak Indonesia yang ditahan selama lebih dari tujuh bulan dibebaskan setelah uang tebusan dibayar.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikananan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.

Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk serangan-serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan, intelektual dan prajurit Ethiopia.

Ribuan orang tewas dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.

Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh Al-Shabab dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras.

Washington menyebut Al-Shabab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin oleh tokoh moderat Sharif Sheikh Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.

Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari, yang mencakup seorang anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu dan seorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri.

(Uu.M014)

(Uu.SYS/C/M014/C/M014) 04-08-2009 01:27:38

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009