Ambon (ANTARA News) - Pemprov dan masyarakat Maluku mengharapkan partisipasi para peserta "Sail Indonesia 2009" dapat mempromosikan kondisi keamanan di Maluku yang semakin aman dan kondusif ke mancanegara.

"Jadilah informan (pelapor) untuk menginformasikan bahwa kondisi keamanan di Maluku saat ini benar-benar aman dan kondusif serta tidak menakutkan seperti yang diberitakan selama ini," kata Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.

Gubernur menyampaikan ajakan tersebut saat menggelar acara "Welcome Ceremony" kepada ratusan peserta "Sail Indonesia", di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tantui, Ambon, Selasa.

Menurut Ralahalu, kondisi keamanan di Maluku pascakonflik 1999 lalu, berdasarkan hasil analisa intelijen jauh lebih aman dibanding daerah lainnya di Tanah Air, termasuk Jakarta, dan hal ini dapat dibuktikan dengan suksesnya pelaksanaan pemilu legislatif maupun pilpres dan pilkada di berbagai daerah di Maluku.

"Ini membuktikan bahwa seluruh komponen masyarakat di Maluku telah memiliki persepsi dan komitmen yang sama untuk hidup berdampingan secara damai sebagai sesama orang basudara dan dibingkai kultur adat dan budaya Pela dan Gandong," katanya.

Ia berharap peranserta para wisatawan yang mengikuti Sail Indonesia/Sail Bunaken 2009 itu, juga dapat mempromosikan potensi keindahan alam Maluku, terutama wisata bahari serta beragam kebudayaan yang dimiliki, sehingga Maluku bisa melegenda di mata dunia internasional.

"Kami ingin agar Maluku dapat melegenda kembali dan tidak hanya terkenal karena keharuman pala dan cengkeh yang dahulu menjadi incaran bangsa Eropa saja, tetapi juga dikenal karena potensi dan kekayaan bahari yang dimiliki dan belum tentu ditemukan di daerah lainnya,` katanya.

Berbagai ajang promosi, menurut Ralahalu, terus dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga wilayah ini dapat dikenal orang dan menarik untuk dikunjungi setiap saat, di samping pengembangan dan peningkatan fasilitas penunjang pariwisata juga terus dilakukan.

Dengan kekayaan potensi wisata bahari yang dimiliki ini, menurutnya jika dikembangkan secara profesional, maka Maluku akan mampu berkembang sama seperti provinsi Bali di masa mendatang.

Ia berharap, selama berada di Kota Ambon hingga 7 Agustus mendatang, para peserta Sail Indonesia dapat menikmati keindahan wisata pantai maupun peninggalan sejarah serta kebudayaan masyarakat di daerah ini, sehingga dapat memberikan kepuasan sekaligus menjadi cerita tersendiri untuk disampaikan kepada keluarga maupun kerabat serta wisatawan lainnya, saat kembali ke negara asal masing-masing.

Sebagian besar peserta Sail Indonesia yang menggunakan 135 kapal telah tiba di Kota Ambon, memulai kunjungannya ke sejumlah objek wisata pantai yang ada di Pulau Ambon, dan diorganisir oleh Dinas Pariwisata Maluku.

Para peserta dibagi dalam tiga rombongan besar mengunjungi lokasi wisata pantai dan objek wisata sejarah yang berbeda, termasuk menikmati berbagai aneka suguhan seni dan budaya di lokasi wisata yang berbeda-beda.

Sejumlah objek wisata pantai yang dikunjungi yakni wisata pantai Namalatu, Santai dan Lealisa Beach di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, wisata pantai Natsepa di Desa Suli, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, yang telah terkenal karena panorama alamnya hingga ke mancanegara.

Selain itu mengunjungi objek wisata pantai di Desa Alang, kecamatan Leihitu Barat yang baru dikembangkan Pemprov Maluku, menikmati atraksi pukul Sapu di Desa Mamala dan Morela, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon.

Selain itu mengunjungi objek sejarah berupa gereja tua dan mesjid tua dan benteng Amsterdam di Desa Hila, Kecamatan Leihitu serta museum Siwalima Ambon yang menyimpan lebih dari 6.000 benda koleksi peninggalan masa lalu.(*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009