Jakarta (ANTARA News) - Produk katup untuk tabung gas tiga kilogram buatan China yang harganya murah dikhawatirkan akan dipakai industri tabung gas dalam proyek konversi minyak tanah ke gas sehingga mengancam keberadaan industri katup di dalam negeri.

"Minggu depan Pertamina akan melakukan tender kembali pengadaan tabung gas untuk program konversi, sebanyak tiga juta unit," kata Ketua Asosiasi Pabrikan Valve (katup) LPG Indonesia (Avindo) Edwiro Purwadi, di Jakarta, Kamis.

Edwiro melihat indikasi kalangan industri tabung gas dalam tender itu akan menggunakan katup buatan China atau hasil rakitan China dan Thailand yang harga Rp11.000 - Rp13 ribu per unit atau lebih murah dibandingkan dengan buatan domestik yang ditetapkan Rp 15 ribu per unit.

Kalangan produsen katup domestik mengharapkan Pertamina konsisten menggunakan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen untuk tabung, kompor, regulator, katup, dan selang karet, sesuai peraturan pemerintah tahun ini.

"Saat ini ada delapan industri katup tabung baja untuk tabung gas tiga kilogram dengan nilai TKDN minimal 40 persen, dengan total kapasitas terpasang 4,8 juta unit per bulan," katanya.

Industri katup dalam negeri, kata dia, sanggup memenuhi kebutuhan program konversi tersebut sehingga industri tabung gas dalam negeri yang ikut tender bisa mengutamakan produk domestik.

"ASITAB (Asosiasi Industri Tabung Baja) sebagai asosiasi sudah menyetujui penggunaan produk katup dalam negeri, tapi anggota mereka yang mencapai 50 perusahaan belum semuanya berkomitmen menggunakan produk dalam negeri," katanya.

Dia berharap Pertamina serius memperhatikan verifikasi Surveyor Indonesia atau Sucofindo terhadap tabung gas yang sudah dipasang katup pada saat mengikuti tender tersebut.

Edwiro mengatakan ada indikasi kualitas katup buatan China buruk. "Kalau katup buatan dalam negeri, hasil produksi dan kualitasnya bisa kami kontrol," ujarnya.

Dia menyatakan, sekitar 94 kontainer tabung gas beserta katup dan peralatan lainnya dari China telah masuk ke pelabuhan Tanjung Priok dan Plumpang. Ia khawatir produk asal China itu akan digunakan untuk program konversi tahap selanjutnya. (*)

Pewarta: handr
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009