Makassar (ANTARA News) - Bisnis Properti berjaringan mengembangkan sayapnya di kawasan timur Indonesia (KTI).

Sistem yang diterapkan pada bisnis ini memungkinkan kepada siapa saja untuk menjadi pengembang.

Kemunculan lembaga pendampingan dan konsultan manajemen bisnis properti berjaringan ini bernama Properti Plus memungkinkan pada siapa saja untuk menjadi pengembang.

Pembicara lembaga ini, Bambang Ibnurrudin Hidayat di Makassar, Kamis, menyatakan, pihaknya melakukan proses pendampingan pada calon pengembang dan pengembang.

Dimulai dari membuka perusahaan, pembebasan tanah, hingga bagaimana melakukan negosiasi dengan bank. Para pengembang tersebut akan dididik dan didampingi hingga dinilai sudah cukup mampu untuk menjalankan bisnisnya sendiri.

Data Real Estate Indonesia terakhir menyebutkan, luas lahan untuk bisnis ini di Indonesia cukup untuk membangun 23.000 unit rumah. Namun, menurut lembaga ini, di Indonesia hanya 10 pengembang besar yang menguasai bisnis ini.

Melalui seminar dan pelatihan untuk masyarakat umum lembaga ini meluaskan jaringannya secara nasional. Hingga Juni, 2009 lembaga ini telah mengembangkan sistem ini di 29 kota dengan 67 lokasi perumahan.

Mulai dari lokasi pengembangan terkecil yaitu 2500 meter persegi dengan 16 unit rumah, hingga 350 hektare dengan total 6000 unit.

Lembaga ini menargetkan akan membuka jaringan hingga tiga kota setiap bulannya. Diakhir 2009, pihaknya menargetkan 52 kota tercakupi termasuk Makassar, Manado, dan Papua.

Masyarakat yang berminat menjalankan bisnis properti berjaringan ini, namun tidak ingin mengikuti seminar dan pelatihan dapat dengan menyumbangkan modal minimal Rp500 juta atau tanah seluas 5000 meter persegi yang bisa digunakan 100 orang peserta pelatihan di daerah bersangkutan.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009