Blitar (ANTARA News) - "Senjata makan tuan", barangkali ungkapan yang cocok untuk menggambarkan kejadian yang dialami Briptu Sucipto (30), anggota satuan narkoba Polres Blitar, Jawa Timur, yang terluka oleh senjata apinya sendiri.

Sucipto terpaksa dilarikan ke rumah sakit, Kamis malam, karena senjata api di pinggangnya tiba-tiba meletus mengenai perutnya, ketika ia mengenakan jaketnya. Peristiwa itu terjadi ketika Sucipto hendak pulang dari rumah temannya di Desa Brongkos, Kecamatan Kesamben, Blitar.

Menurut Kanit Pelayanan Pengaduan dan Penegakkan Disiplin (P3D) Polres Blitar, Iptu Edi Sumartono, yang ditemui Jumat, pistol korban tidak sengaja meletus setelah ia mengenakan jaket.

"Pistol yang sebelumnya masih berada di tempatnya tersebut tiba-tiba meletus setelah ia berdiri. Kemungkinan tersangkut jaket atau sarungnya," katanya menjelaskan.

Masih beruntung bagi Sucipto karena pistol jenis Colt tersebut berisi peluru karet. Sucipto sempat jatuh ketika peluru karet mengenai perutnya sebelah kiri.

Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Kesamben, Namun, karena fasilitas yang terbatas, akhirnya korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi.

Menurut Edi, peluru di pistol tersebut terpasang dalam keadaan tanpa pengunci sehingga begitu pelatuk tertarik, peluru langsung keluar. Dalam peluru tersebut hanya berisi peluru karet yang tidak terpasang proyektil di dalamnya.

"Walaupun tidak ada proyektil, peluru tersebut dapat melukai korbannya jika ditembakkan dalam jarak dekat," katanya menjelaskan.

Hingga kini, lanjut Edi pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak.

Wiwin Dwi Sulanjari dari Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Ngudi Waluyo mengatakan bahwa kondisi korban sudah lebih baik dari sebelumnya.

Menurut dia, korban hanya mengalami luka ringan dan tidak sampai tembus ke perutnya. Dengan kondisi tersebut, pihaknya tidak perlu melakukan operasi.

"Kondisi korban sudah jauh lebih baik, namun karena masih lemah ia harus dirawat. Beruntung, peluru tersebut tidak tembus hingga ke perut, jadi kami tidak perlu melakukan operasi," kata Wiwin.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009