Temanggung (ANTARA News) - Rumah Muhjahri di Dusun Beji, Desa Kedu, Kabupaten Temanggung, Sabtu menjadi tontonan masyarakat usai penyerbuan terhadap tempat itu yang diduga sebagai persembunyian gembong teroris Noordin M Top.

Ratusan masyarakat berusaha mendekati rumah di kaki Bukit Sikleben itu setelah polisi mengevakuasi jenazah korban penyergapan dan memasang garis polisi di sekitar tempat itu.

Dalam drama penyergapan tersebut, tim Densus 88 berhasil melumpuhkan seorang yang diduga M Top, namun sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pejabat yang berwenang.

Masyarakat berusaha mendekati lokasi kejadian dari berbagai penjuru, bahkan ada yang berusaha melihat lokasi dari atas bukit. Sebagian mereka tidak hanya sekadar ingin melihat rumah yang telah porak poranda itu tetapi juga mencari selongsong peluru sisa penyerbuan.

Polisi telah melakukan penyerbuan tempat itu sejak Jumat (7/8) dan nonstop hingga Sabtu pagi. Sekitar pukul 09.30 WIB penembakan oleh polisi terhadap rumah berukuran sekitar 6 x 9 meter itu dihentikan.

Sekitar pukul 10.00 WIB polisi memasang "police line" di sekeliling lokasi dan pada pukul 11.30 WIB satu korban tewas dievakuasi dari dalam rumah itu dengan mobil ambulan.

Saat evakusi, polisi sangat berhati-hati karena di dalam rumah itu diduga terdapat bahan peledak.

Sebelumnya, Tim Densus 88 yang terdiri dari belasan orang, Sabtu pukul 09.30 WIB menyergap rumah Muhjuhri yang dijadikan persembunyian teroris di Dusun Beji Desa dan Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, Jateng.

ANTARA di lokasi kejadian melaporkan penyergapan tersebut usai adanya ledakan kelima di rumah Muhjuhri.

Sesaat setelah memasuki rumah, anggota Densus yang ada di atas bukit langsung memberondong dengan senapan. Setelah masuk, rekannya yang lain menyisir di pinggir rumah dengan cara membuka jendela secara paksa.(*)

Pewarta: mansy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009