Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk terus mengoptimalkan produksi budidaya laut seperti kakap putih, bawal bintang, dan udang vaname, pada masa pandemi ini.

"Agar potensi budidaya laut atau marikultur betul-betul dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Menteri Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Menurut Edhy Prabowo, meski dalam suasana pandemi COVID-19, proses produksi tetap harus produktif yakni dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik.

Menteri Edhy, didampingi antara lain Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dan Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Kelautan dan Perikanan (BKIPM) Rina juga telah melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (19/5).

Kunjungan kerja tersebut untuk memastikan kondisi pengembangan budidaya laut di Kabupaten Kepulauan di Provinsi DKI tersebut, sekaligus melakukan panen beberapa komoditas unggulan yakni kakap putih, bawal bintang sirip pendek, dan udang vaname milik perusahaan PT. Lucky Samudera, dan juga panen rumput laut milik masyarakat di sekitar Pulau Karya.

Sebagai informasi, kegiatan panen di PT. Lucky Samudera tersebut menghasilkan sebanyak 3 ton untuk komoditas bawal bintang, 1 ton untuk komoditas kakap putih dan 1 ton untuk komoditas udang vaname. Kegiatan panen dilakukan dengan intensitas 4 kali dalam satu minggu.

Menteri Kelautan dan Perikanan menilai kegiatan panen komoditas unggulan marikultur ini, mengindikasikan mulai adanya proses pemulihan kondisi ekonomi secara global.

Hal itu, ujar dia, terutama berkaitan dengan terbukanya permintaan pasar khususnya untuk komoditas ekspor.

"Saya rasa ini langkah yang menggembirakan bahwa di tengah tempaan wabah COVID-19 aktivitas proses produksi tetap berjalan. Apalagi ini orientasinya ekspor. PT Lucky Samudera ini telah 40 tahun berinvestasi di Indonesia dan bisa bertahan sampai saat ini. Tentu ini luar biasa," ucapnya.

Menteri Edhy juga meyakini bahwa industri pangan, terutama ikan tidak akan lesu, bahkan FAO mengatakan bahwa sektor industri secara keseluruhan memang turun 25 persen, tapi industri makanan justru diprediksi naik 25 persen.

Menurut dia, hal ini karena orang lebih suka masak dan sering makan selama menjalankan pola WFH (kerja dari rumah).

"Oleh karenanya ini sebenarnya potensi besar, hanya pola hidup saja yang berubah, jadi tidak usah khawatir bahwa yang diproduksi tidak akan laku," ucap Edhy.

Baca juga: Menteri KP upayakan budi daya tambak padat karya, serap banyak pekerja
Baca juga: Menteri Edhy: KUR belum terlaksana maksimal di kelautan dan perikanan
Baca juga: Menteri Edhy dorong produksi KP penuhi kebutuhan pangan saat COVID-19

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2020