Semarang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menyatakan, pihaknya bersama operator akan melakukan penyisiran terhadap benih kecelakaan kereta api (KA).

"Jika di laut ada uji petik kapal dan udara ramp check maka di KA, kami akan lakukan penyisiran benih-benih yang bisa menimbulkan kecelakaan," katanya kepada pers usai membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Keselamatan Perkeretaapian di Semarang, Senin.

Penegasan itu terkait dengan sejumlah langkah yang dipersiapkan pemerintah dalam menyukseskan angkutan lebaran tahun ini dengan jumlah pemudik diperkirakan meningkat dari tahun lalu sebesar 10-15 persen.

"Dari pertumbuhan itu, kami perkirakan didominasi oleh angkutan udara dan kereta api, khususnya kelas ekonomi," katanya.

Jusman menjelaskan, benih-benih yang bisa menyebabkan kecelakaan tersebut, terutama terkait dengan operasional dan prosedur tetap KA sehari-hari.

"Jadi, semuanya akan dicek prosedurnya. Alatnya, SDM-nya dan sebagainya, termasuk rambu dan kondisi lintasan sebidang KA yang sering menimbulkan kecelakaan di jalan," katanya.

Jusman juga akan menginstruksikan kepada jajaran PT KA agar pada angkutan lebaran tahun ini, juga menambah rangkaian KA untuk mudik naik KA. "Ini agar kecelakaan sepeda motor selama mudik juga berkurang," katanya.

Dia juga mengakui, salah satu bentuk penyisiran yang akan dilakukan adalah peninjauan secara langsung bersama pihak terkait, untuk melihat kondisi lintasan sebidang di beberapa titik di Jawa Tengah.

"Hari ini (10/8) saya bersama Dirjen Perhubungan Darat, Dirjen Perkeretaapian dan Pekerjaan Umum, akan melihat kondisi lintasan sebidang itu secara langsung di sejumlah titik," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Perkeretaapian Dephub, Tundjung Inderawan membenarkan, bahwa tingkat kehandalan prasarana dan sarana perkeretaapian pada angkutan lebaran tahun ini sudah mencapai 70-80 persen.

"Sebagian besar prasarana seperti bantalan rel rusak dan tua di lintas utama KA di Jawa sudah diganti beton, termasuk sejumlah rel," katanya.

Tundjung hanya menyebut, namun pada sejumlah titik memang masih ada yang rawan seperti daerah longsor dan bencana alam lainnya.

Hal itu, tegasnya, dibuktikan dengan kejadian anjlok rel KA akhir-akhir ini yang trennya justru menurun sekitar 50 persen.

"Jika tahun lalu, anjlogkan kereta itu mencapai 99 kali, maka hingga 5 Agustus 2009 hanya 33 kali. Hanya tabrakan KA dengan KA yang naik. Jika tahun lalu hanya tiga kali, saat ini menjadi 4 empat kali," kata Tundjung.

Sementara korban meninggal akibat kecelakaan KA di perlintasan tahun ini (posisi Agustus) sudah 38 orang, padahal tahun lalu hanya 30 orang.

Sedangkan non-perlintasan, tahun ini empat orang, tahun lalu 15 orang sehingga total tahun lalu, korban meninggal sebesar 45 orang, sedangkan tahun ini 42 orang. (*)

Pewarta: handr
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009