Hyderabad, India (ANTARA News) - Belum tuntas kecemasan terhadap isu ancaman teror dari kelompok Lashkar-e Taiba yang menyebabkan tim Inggris mengundurkan diri, pentas Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009 di Hyderabad, India, kembali dibayangi ancaman teror lain.

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dan panitia penyelenggara pada Selasa (11/8), mengungkapkan ditemukannya kasus dugaan flu babi atau A (A-H1N1) yang menimpa salah satu ofisial tim Malaysia, Jeremy Gan.

Pelatih ganda "Negeri Jiran" itu, sejak Senin (10/8) malam dilaporkan harus menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Kota Hyderabad, India, karena mengalami gejala seperti terjangkit virus flu A-H1N1.

Menurut informasi, kondisi Jeremy sudah menurun beberapa jam setelah tiba di Hyderabad pada Sabtu (8/8). Namun, ofisial tim Malaysia menganggap salah satu anggota rombongannya itu hanya mengalami sakit biasa, karena kelelahan.

"Tapi sejak Senin (10/8), kondisi dia sebenarnya sudah memburuk dan demamnya sangat tinggi. Dia sempat diperiksa tim medis, tapi kondisinya tidak segera membaik," kata pelatih ganda Malaysia, Rexi Mainaky usai mendampingi anak asuhnya berlaga.

Rexy mengungkapkan sebelum menuju Hyderabad, rekannya itu lebih dulu berada di Thailand selama beberapa hari, untuk mendampingi anak asuhnya mengikuti kejuaraan di negara tersebut.

"Mudah-mudahan dia hanya sakit flu biasa karena kecapekan, bukan terkena flu babi seperti yang diduga sebelumnya," tambah mantan juara dunia ganda putra ini.

Panitia penyelenggara kejuaraan dunia dan BWF segera mengambil langkah cepat, karena tidak ingin masalah yang cukup sensitif ini, mempengaruhi event yang berlangsung hingga Minggu (16/8) mendatang.

Contoh darah dan bekas batuk pasien juga sudah diambil dan dikirim ke laboratorium Institut Penyakit Nasional (NICD) di New Delhi untuk diperiksa lebih lanjut.

"Kami telah bertemu dengan seluruh tim manajer untuk menyampaikan masalah ini. Kami minta mereka untuk tenang, karena kasus yang dialami ofisial Malaysia masih dalam pemeriksaan tim medis," kata Chief Operating Officer BWF, Thomas Lund dalam konferensi pers usai pertemuan tersebut.

"Tim dokter telah mengambil sampel darah dan bekas batuk pasien untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Kami belum tahu bagaimana hasilnya, karena hal itu baru bisa diketahui paling cepat dalam 48 jam," tambah Lund.

Penanggung Jawab Tim Medis Kejuaraan Dunia, dr. Mahesh Joshi, menambahkan pasien telah menjalani karantina di rumah sakit, guna menghindari kemungkinan penularan virus tersebut.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah penularan virus A-H1N1 semakin meluas, terutama terhadap pemain, pelatih, dan ofisial tim peserta kejuaraan.

"Kami akan terus memantau kondisi pemain, pelatih, dan ofisial dari seluruh tim, untuk memastikan semuanya tidak ada masalah. Pelatih Malaysia saat ini sudah menjalani karantina, sampai kami mengetahui kondisi yang sebenarnya," ujarnya.

Apabila hasil tes darah terbukti positif A-H1N1, tim medis akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap rombongan tim Malaysia dan peserta lain yang pernah melakukan kontak langsung dengan pelatih tersebut.

Sampai saat ini, panitia kejuaraan dunia belum mendapat laporan soal peserta lain yang mengalami kasus serupa.


Pemain Khawatir

Kasus flu A-H1N1 memang sedang melanda sejumlah wilayah di India. Sejumlah media setempat pada Selasa (11/8), melaporkan ditemukan sedikitnya 119 kasus baru dalam satu hari.

Hingga saat ini, sekitar 1.079 dari 5.000 orang yang telah diperiksa karena dugaan terinfeksi virus tersebut, dinyatakan positif. Sejumlah orang dilaporkan meninggal dunia akibat virus itu, di antaranya di wilayah Gujarat dan Maharashtra.

Di Kota Hyderabad yang menjadi tempat penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009, juga telah ditemukan sebanyak dua kasus flu A-H1N1, termasuk yang menimpa salah satu ofisial tim Malaysia tersebut.

Kendati baru sebatas dugaan dan belum ada kepastian soal positif tidaknya pelatih Malaysia yang diduga terinfeksi A-H1N1, penyakit yang telah melanda di banyak negara itu, ternyata juga merepotkan sebagian pemain yang sedang berlaga di kejuaraan dunia.

Pebulu tangkis nomor empat dunia, Taufik Hidayat mengaku cukup khawatir juga dengan merebaknya virus tersebut, setelah melihat tayangan televisi lokal yang menyiarkan kabar tersebut.

"Ini sungguh mengkhawatirkan. Saya telah melihat di televisi kalau pelatih Malaysia diduga terkena flu babi," kata juara dunia 2005 itu.

Menurut Taufik, masalah ini tidak hanya terjadi di India, tetapi juga di berbagai negara lain, termasuk Indonesia. "Seperti halnya aksi teror bom yang juga bisa terjadi di mana saja," ujarnya.

Meskipun cukup khawatir, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini yakin masalah ini tidak sampai mengganggu konsentrasinya menjalani pertandingan.

Hal senada juga diungkapkan pemain asal Denmark, Peter Gade. Pemain nomor tiga dunia ini mengaku tidak terlalu khawatir dan merasa yakin panitia kejuaraan serta tim medis telah melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Ini masalah dunia dan bisa terjadi di mana saja. Kami banyak melakukan perjalanan dan tahu bagaimana melakukan pencegahan sejak dini. Kami juga telah mendapat informasi soal itu," ujarnya.

Peter Gade berharap masalah ini bisa segera diselesaikan, sehingga tidak sampai mempengaruhi jalannya kejuaraan dunia.

Rexy Mainaky menambahkan timnya telah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh pemain dan memastikan tidak ada yang mengalami hal serupa.

"Semua pemain dan ofisial kami dalam kondisi baik dan sehat. Mudah-mudahan dia (Jeremy) tidak positif sehingga kami semua tidak perlu sampai harus dikarantina," tambah Rexy.

Kini BWF, panitia penyelenggara dan peserta kejuaraan dunia masih harus menunggu kepastian positif tidaknya pelatih Malaysia itu terinfeksi virus flu A-H1N1.

Namun apapun hasilnya, isu ancaman teror dan dugaan merebaknya virus A-H1N1 telah menjadi catatan buruk bagi penyelenggaraan kejuaraan dunia tahun ini dan tidak akan dilupakan ratusan peserta yang datang dari 43 negara.(*)

Oleh Oleh Didik Kusbiantoro
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009