Taipe (ANTARA News/Reuters) - Hingga 90 persen panggilan telepon dan layanan Internet di Asia Timur yang terganggu akibat kerusakan kabel bawah laut dari Topan Morakot akan kembali normal setelah hari Kamis, kata seorang pejabat senior Chunghwa Telecom.

Banyak pengguna jaringan Internet di Taiwan, Hong Kong, Singapura dan Filipina mengalami keterlambatan dalam koneksi Internet mereka minggu ini karena longsor bawah laut telah merusak kabel yang menghubungkan pengguna di negara tersebut dengan situs internet yang di pusatkan di Amerika Serikat.

Pekerjaan perbaikan terhadap kabel rusak akan selesai dalam tempo dua bulan, dan Chunghwa sedang bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi lain yang terkena imbas sama di daerah untuk menggunakan jalur alternatif guna memulihkan kembali koneksi tersebut.

Chunghwa Telecom, bekas perusahaan monopoli dan perusahaan terbesar bidang telekomunikasi di Taiwan, berbagi penggunaan kabel dengan operator telekomunikasi lain di Asia Timur.

"Kami memperhatikan bahwa kebanyakan koneksi Internet dan telekomunikasi suara akan kembali seperti semula setelah hari Kamis," kata presiden Chunghwa?s International Business Group T.F. Leng.

"Topan tersebut tidak menghancurkan kabel dalam satu kali terjangan, dan hanya akan membuat kehilangan daya tiba-tiba yang mengganggu layanan komunikasi. Namun, topan tersebut secara tidak langsung merusak beberapa kabel selama beberapa hari sebelum sejumlah pengguna akhirnya mengalami kelambatan koneksi."

Biaya perbaikan kabel-kabel tersebut akan ditanggung diantara beberapa perusahaan telekomunikasi, dan tanggungan Chunghwa Telecom atas kerusakan tersebut seharusnya tidak melebihi 3 juta dollar Taiwan (91.240 dollar), kata Leng.

Namun dia menolak menyebutkan perusahaan mana saja yang akan terlibat menanggung biaya tersebut.

Terakhir kali para pengguna Asia Timur mengalami hilangnya koneksi Internet adalah akibat bencana alam pada tahun 2006, ketika gempa bumi di pantai Taiwan juga merusak kabel bawah laut milik negara tersebut.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009