Data Modul Pelaporan Online (MPO) Ditjen Bea dan Cukai di Jakarta, Jumat, juga menyebutkan, realisasi penerimaan bea keluar (BK) mencapai Rp0,83 triliun atau 8,93 persen dari target APBN 2009 sebesar Rp9,34 triliun.
Sebelumnya Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi mengungkapkan, realisasi penerimaan cukai hingga 15 Juli 2009 mencapai Rp28,8 triliun atau sekitar 52,9 persen dari target selama 2009 yang mencapai Rp54,5 triliun (target yang sudah disesuaikan).
"Penerimaan kita dari target Rp54,54 triliun, posisi pada 15 Juli 2009 sudah sebesar Rp28,8 triliun," katanya.
Ia menyebutkan, semula APBN 2009 menetapkan target penerimaan cukai sebesar Rp49,49 triliun namun kemudian dinaikkan menjadi Rp54,54 triliun. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mencapai target penerimaan cukai itu adalah dengan melakukan law enforcement terhadap tindak pidana bidang cukai.
Menurut dia, selain untuk mencapai target penerimaan cukai, penindakan terhadap pita cukai palsu juga sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
"Pita cukai palsu ini biasanya dilekatkan di rokok yang tidak memenuhi syarat higenis padahal rokok sendiri sudah merugikan kesehatan," katanya.
Sementara itu realisasi penerimaan BM dan BK hingga 15 Juli 2009 sudah di atas 50 persen. Realisasi penerimaan BM mencapai Rp9,1 triliun atau 54,1 persen dari target sebesar Rp16,1 triliun.
Anwar mengaku realisasi penerimaan BM lebih rendah dibanding periode yang sama tahun tahun sebelumnya karena biasanya sudah mencapai sekitar 56,8 persen.
Sementara untuk penerimaan BK, realisasinya mencapai Rp744 miliar atau sekitar 53,22 persen dari target 2009 sebesar Rp1,4 triliun (target yang sudah disesuaikan).
"Secara total realisasi penerimaan yang menjadi tanggung jawab Ditjen Bea Cukai mencapai 53,77 persen. Kami akan terus melakukan berbagai upaya termasuk law enforcement agar target penerimaan 2009 tercapai," kata Anwar. (*)
Pewarta: handr
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009
