Gowa, Sulsel (ANTARA News) - Jamaah An-Nadzir di kampung Mawang, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel, memprediksi 1 Ramadhan tahun ini jatuh pada Kamis, 20 Agustus 2009.

Pemimpin Jamaah An-Nadzir, Ustad Luqman, di Bontomarannu Jumat mengungkapkan, berdasarkan pertimbangan garis tarik bulan dan matahari yang mengakibatkan pasang surut air laut, jamaah An-Nadzir memperkirakan 1 Ramadan jatuh di sekitar 19 hingga 20 Agustus nanti.

"Estimasi hitung-hitungan kami berdasarkan parameter yang ada, Insya Allah akan terjadi pergantian bulan pada hari Rabu. Kira-kira pada pukul 03.00 dini hari akan masuk pada garis astronomi, yang ditandai dengan pasang surut air laut," kata tokoh pengikut laskar Jundullah ini.

Pergeseran akhir bulan Syaban ke awal Ramadhan, ungkapnya ditandai dengan puncak pasang air laut pada pukul 03.00 WITA, di pantai Kalongkong, desa Bontosunggu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.

Menurut dia, adanya perpisahan garis tarik astronomi itu sekitar pukul 03.00 - 04.00 itu dianggap sudah masuk ramadan. "Hanya kemudian kita tidak berpuasa, karena interval waktu untuk makan sahur sudah melampaui," ucapnya.

Sama halnya dengan Ormas Islam lainnya, jamaah An Nadzir juga memiliki metode dasar penetapan awal puasa, dengan menggabungkan metode penghitungan bulan atau rukyah dan dengan cara melihat hilal atau penampakan bulan.

Luqman menuturkan cara mereka melihat telah sesuaik yang dicontohkan Nabi Muhammad. Mereka sudah mengintai wujud bulan dari bulan-bulan sebelumnya.

Jamaah An Nadzir di Sulsel sendiri didirikan oleh KH Syamsuri Majid pada tahun 1998. Awalnya bernama Majelis Jundullah, karena identik dengan Laskar Jundullah nama kelompok ini pun berubah menjadi An Nadzir.

Kelompok ini mereka membentuk perkampungan sendiri dan hidup dengan menanam padi di sekitar pemukiman mereka, yang berupa rumah pondok dari bambu. Selain itu waktu shalat mereka berbeda dengan pemeluk Islam lainnya.

Pengikut jamaah An-Nadzir di kampung Mawang berjumlah sekitar 800 orang. Kaum prianya dapat ditandai dengan rambut panjang yang diwarnai atau dibuat pirang.
(*)

Pewarta: luki
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009