Kota Gaza (ANTARA News/AFP) - Enam orang tewas dan 50 cedera dalam bentrokan Jumat setelah polisi Hamas menyerbu satu masjid di Gaza dimana kelompok garis keras mengumumkan sebuah "emirat" Islam di wilayah Palestina itu, kata sejumlah pejabat.

Bentrokan meletus setelah sholat Jumat di kota Jalur Gaza bagian selatan, Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, dan terus berlangsung hingga malam hari, demikian beberapa saksi mata.

Sedikitnya salah seorang dari mereka yang tewas adalah polisi Hamas, sementara 10 orang yang cedera disebut-sebut berada dalam kondisi kritis.

Pada waktu yang bersamaan, seorang pejabat keamanan Mesir mengatakan, seorang anak laki-laki yang berusia tiga tahun cedera kritis setelah terkena peluru dari bentrokan di seberang perbatasan.

Setelah salat Jumat, sekelompok orang Palestina mengumumkan pembentukan sebuah emirat Islam dengan membangkang otoritas Hamas, yang menguasai wilayah kantung itu selama dua tahun terakhir, kata saksi mata.

"Kami hari ini memproklamasikan pembentukan Emirat Islam di Jalur Gaza," kata Abdul Latif Musa, seorang wakil Jund Ansar Allah (Prajurit Partisan Tuhan) di masjid Bin Taymiyya.

Musa dikelilingi oleh sejumlah gerilyawan bersenjata ketika ia menyampaikan pernyataannya itu, kata saksi mata.

Sebagai tanggapan atas pernyataan tersebut, Kementerian Dalam Negeri Hamas memperingatkan bahwa mereka yang melanggar hukum akan diburu dan ditangkap.

"Setiap orang yang melanggar hukum dan membawa senjata dalam upaya mengobarkan kekacauan akan diburu dan ditangkap," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Pada waktu itu juga Perdana Menteri Hamas Ismail Haniya membantah keberadaan kelompok tersebut.

"Tidak ada kelompok semacam itu di Gaza," kata Haniya selama sholat Jumat di Beit Lahiya, Jalur Gaza bagian utara.

Ia menuduh media Israel bertanggung jawab atas penyebaran informasi itu agar masyarakat dunia menentang Gaza.

Badan pemantau intelijen yang berkantor di AS SITE Intelligence mengatakan, Jund Ansar Allah telah mengumumkan kesetiannya pada "Emirat Islam di Jantung Beit al-Maqdis (Jerusalem)" dalam sebuah pesan yang dipasang di situs beritanya dan forum jihadis pada Jumat.

Sebuah terjemahan dari pernyataan itu mengatakan, Abu al-Nur al-Maqdisi (Abdul Latif Musa) adalah pemimpin mereka.

Kelompok itu meminta semua muslim mendukung dan membantu mereka, dan mereka akan terus berjuang sampai seluruh tanah muslim dibebaskan.

Jund Ansar Allah mengupayakan pemberlakuan hukum Islam yang ketat dan menuduh Hamas terlalu liberal, kata beberapa saksi mata.

Musa mendesak Hamas "menghentikan agresinya terhadap Salafist", menurut SITE.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009