Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat berencana mengurangi waktu kunjungan Monumen Nasional untuk memberikan perawatan lebih optimal setelah kawasan Monas menjadi semrawut dan kotor karena banyak pengunjung yang kurang menjaga kebersihan.

Walikota Jakarta Pusat, Sylviana Murni, Sabtu, mengatakan, pembatasan waktu kunjungan itu akan membuat petugas kebersihan memiliki banyak waktu untuk membenahi Monas.

Rencananya, pembatasan waktu kunjungan akan diberlakukan dalam waktu dekat, dari biasanya dibuka 24 jam, menjadi hanya dibuka mulai pukul 04.30 WIB hingga 22.00 WIB.

Selama ini, kendati terus dibersihkan selalu cepat kotor karena pengunjung tidak pernah putus. "Semoga pertengahan 2010 sudah dapat kita lakukan," kata Sylviana.

Sementara itu pembina Gemash Sri Hartati Fauzi Bowo menilai persoalan sampah di kawasan Monas menjadi lebih pelik dimana dalam sehari sampah sudah mencapai 12-14 meter kubik.

"Banyak pengunjung Monas yang tidak peduli terhadap kebersihan. Akibatnya, Monas tidak pernah bersih dari sampah," keluh Tati.

Disamping karena kurangnya kesadaran warga, gunungan sampah juga akibat sedikitnya tempat sampah yang tersedia dibandingkan dengan luas areal keseluruhan areal Monas.

Berdasarkan data yang dimiliki Sudin Kebersihan Jakarta Pusat, di Monas sendiri terdapat 170 tong dan 27 bak sampah.

Selain membidik taman di Monas, kampanye bersih sampah juga akan dilakukan di sejumlah lokasi seperti terminal, stasiun, pasar tradisional dan lokasi lainnya di lima wilayah Jakarta.

Jika program ini berhasil, lanjut Tati, maka upaya pemerintah dalam menciptakan green city dapat terwujud.

Setiap hari Jakarta menghasilkan 6.000 ton sampah, sementara jakarta Pusat sendiri menghasilkan 5.280 meter kubik. Dari jumlah itu, sampah yang diangkut ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, 4.800 meter kubik. Sisanya, berhasil di komposting oleh warga. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009