Padang (ANTARA News) - Gempa tektonik berkekuatan 6,9 skala Richter (SR) berpusat di Samudera Hindia, sekitar 40-an km dari kawasan pantai Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, dan diikuti guncangan susulannya hingga Minggu tengah malam tidak menimbulkan korban jiwa.

"Guncangan gempa memang dirasakan, tapi tak banyak mengganggu
kegiatan warga di sini," kata Andre (25), warga Siberut Selatan, Pulau Siberut, satu dari tiga pulau besar di Kab. Kepulauan Mentawai, ketika dihubungi per telepon, Minggu malam.

Guna berjaga-jaga, warga yang berusia tua dan anak-anak diungsikan ke wilayah perbukitan, kata Andre, dan orang-orang dewasa tetap berada di rumah.

Cara seperti itu, sudah biasa kami lakukan tiap adanya guncangan
gempa.

Gempa terjadi pukul 14.38 WIB itu, berada 43 km tenggara Pulau
Siberut di kedalaman 32 km dan tidak berpotensi tsunami itu, getarannya bukan saja dirasakan di kawasan pantai Sumatra Barat (Pesisir Selatan, Kota Padang, Kota Pariaman, Kab. Padang Pariaman), tapi juga ke wilayah daratannya hingga ke Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, dan Tanah Datar.

Dari Kab. Pesisir Selatan, seperti diutarakan Sabrul Bayang, kepala bagian humas pemerintah kabupaten setempat, guncangan gempa cukup dirasakan dan membuat warga kaget hingga berlarian keluar rumah, namun tak mengganggu kegiatan sehari-hari.

Khusus di Kota Padang, hingga kini tercatat 10 orang cidera akibat tertimpa pecahan dari platpon pada satu lantai bangunan swalayan Plaza Andalan (PA), dan mendapat perawatan di Rumas Sakit M. Djamil Kota Padang, RS Yos Sudarso dan RS BMC.

Korban luka ringan itu, setelah mendapat perawatan, di antaranya
sudah ada yang boleh pulang.

Data sementara dihimpun dari Rumah Sakit Yos Sudarso Padang,
menunjukkan korban luka ringan yang tertimpa platpon di Plaza
Andalas , di antaranya Dely Putri (47), Sarila (61), Yulia (17), Yuci (18) dan Salsa (11) mengalami terkilir.

"Sarkolak masih menghimpun semua jumlah nama-nama korban lain yang tertimpa plafon di Plaza Andalas Padang akibat gempa," katanya.

Sakorlak Sumbar sudah menyiapkan tenda pleton (tenda besar) untuk
pasien yang akan mengungsi nantinya.

Tim SAR, Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar serta PMI sudah disiagakan penuh jika terjadi gempa lagi sesuai dengan instruksi
Gubernur Sumbar.


Gempa susulan

Dari catatan situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, usai gempa berkekuatan 6,9 SR terjadi tengah Lautan Samudera Hindia itu, muncul gempa susulannya dan hingga Minggu tengah malam sudah tercatat sedikitnya terjadi sembilan guncangan, berkekuatan 5,2 hingga 5,6 SR.

Vivi (40), warga Padang Baru, Kota Padang, mengaku masih cukup cemas karena masih merasakan adanya guncangan gempa.

"Anggota keluarga merasa tidak tenang," katanya dan menambahkan, malam ini anggota keluarga harus ada yang berjaga-jaga.

Kendati guncangan gempa susulan masih dirasakan, namun tak banyak
mempengaruhi kegiatan sehari-hari di Kota Padang, termasuk di
kawasan pusat wisata di Pantai Padang.

Aktivitas warga di obyek wisata Padang tetap normal pascagempa beruntun menggoyang Kota Padang.

Rumah-rumah makan sepanjang pantai tampak tetap dibanjiri warga
yang seakan tidak khawatir dengan ancaman gempa dan tsunami dari
pantai barat.

"Gempa sudah biasa di Padang dan Insya Allah tidak terjadi tsunami," kata seorang warga, Natasia (30), yang membawa dua anaknya ke pantai Padang, Minggu malam.

Sejumlah muda-mudi juga tampak bersantai ria di tepi pantai Padang.
Ada anak-anak muda yang menjejerkan mobilnya, di jalan tepi pantai. Para pedagang jagung dan pisang bakar juga tampak ramai berjualan. Seakan, mereka tidak terpengaruh dengan gempa yang berpusat di Mentawai.

Sementara itu, pusat perbelanjaan Plaza Andalas di Jalan Pemuda
tampak tutup. Pusat perbelanjaan ini tampak retak-retak akibat gempa.

Sedangkan Pusat Perbelanjaan Matahari, tetap buka. Warga cukup banyak yang berbelanja di sana.

Aktivitas perdagangan lainnya di Pondok, Jalan Hayam Wuruk, Jl Veteran, Jati, dan Siteba, tampak berjalan normal.

Warga yang sebelumnya banyak berada di luar rumah, tampak sudah
kembali masuk ke rumah masing-masing. Tidak tampak tenda-tenda
untuk tidur atau berjaga-jaga di luar rumah warga.


Warga pesisir

Warga Pesisir Selatan, satu kawasan sepanjang pantai barat Sumbar, yang berhadapan dengan pusat gempa tektonik berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR), berpusat di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, rata-rata sudah kembali ke rumahnya.

Guncangan gempa pada Minggu siang itu cukup kuat, namun di sekitar kampung ini tidak ada rumah yang rusak, kata seorang warga Surantih, Kecamatan Sutera, Pudin (40) yang rumahnya berada di pinggir pantai Barat Sumatera itu, ketika dihubungi, Minggu.

Sutera, satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, wilayah pantai Barat Sumatera, yang daerahnya cukup kuat dirasakan guncangan gempa tektonik yang berpusat di Samudera Hindia, atau 43 km tenggara Pulau Siberut, satu dari tiga pulau besar di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

"Ada juga warga yang sempat mengungsi hingga ke bukit, namun kini
sudah kembali ke rumahnya," kata Pudin.

Dari Kota Bukirttinggi, Dalima (60) mengatakan, guncangan gempa
cukup dirasakan, sehingga mengakibatkan warga berhamburan keluar
rumahnya.

"Awak (saya) sepertinya diayun dan terasa terhempas," katanya, saat gempa ia bersama sekitar 20 rekannya sedang melakukan kegiatan pengajian mingguan.

Sementara itu, petugas BMG Padang Panjang, Azwir menyatakan, gempa tidak berpotensi tsunami, dan warga khususnya berada di kawasan pantai Sumbar agar tidak panik dan kembali ke rumah
masing-masing.(*)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009