Timika (ANTARA News) - Pengamanan Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika, Papua, semakin diperketat menyusul insiden penembakan bus karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) pada Rabu (12/8) dan Minggu (16/8).

Komandan Pangkalan Udara (Dan Lanud) Timika Letkol (P) Easter Haryanto di Timika, Senin mengatakan, saat ini pengamanan di Bandara Mozes Kilangin Timika dinyatakan berstatus Siaga I.

"Sampai sekarang masih Siaga I, selama situasinya seperti ini kita akan mendukung penuh pengamanan di Bandar Timika sambil menunggu perintah lebih lanjut," kata Easter.

Ia mengatakan, pengaman Bandara Mozes Kilangin Timika melibatkan 46 prajurit TNI AU bekerjasama dengan satuan pengaman PT Freeport Indonesia.

"Aparat kami terus melakukan patroli dimana frekuensinya ditingkatkan pada malam hari," ujar Easter sembari menambahkan, sejauh ini belum ada penambahan pasukan TNI AU untuk mengamankan bandara itu.

Menurut dia, peningkatan status pengamanan Bandara Mozes Kilangin Timika telah berlangsung selama hampir satu bulan terakhir.

Peningkatan pengamanan aset vital itu sejak dimulainya operasi gabungan TNI-Polri untuk menumpas kelompok bersenjata yang hingga kini belum diketahui identitasisnya dan sering membuat teror di areal PTFI.

Aksi teror terjadi lagi pada Minggu (16/8) terhadap bus yang mengangkut karyawan PTFI di sekitar Mile 45-46 ruas jalan Timika-Tembagapura sekitar pukul 14.30 WIT.

Iring-iringan bus yang berjumlah 20 unit ditembak kelompok bersenjata saat melintas dari terminal Gorong-gorong menuju Tembagapura.

Salah satu bis yang dikemudikan Sarifudin terkena peluru yang mengakibatkan lima orang karyawan mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke Klinik Kuala Kencana untuk mendapat perawatan intensif.

Para karyawan PTFI yang terluka tersebut yakni Ferdinandus yang menderita luka pada kaki kanan dan kiri, Credo menderita luka pada kaki kanan, Baharuddin mengalami luka pada tangan kanan atas akibat terkena serpihan kaca, Herman luka pada kaki kiri dan Hendrik Ginsu luka pada siku kiri. (*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009