London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak di pasar London merosot pada Senin waktu setempat, memperpanjang penurunan tajam akhir pekan lalu menyusul jatuhnya pasar saham, karena pedagang mempertimbangkan lemahnya keyakinan konsumen di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, turun 1,88 dolar AS menjadi 65,63 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober juga menyusut 1,88 dolar AS menjadi 69,56 dolar AS dalam perdagangan terakhir sore di London.

Harga merosot sejak akhir pekan lalu karena lemahnya keyakinan konsumen AS mengurangi harapan untuk pemulihan permintaan minyak di ekonomi terbesar dunia.

"Harga minyak mentah terus di bawah tekanan, sejalan dengan pasar ekuitas yang turun tajam karena peserta pasar menjadi mencemaskan pemulihan setelah data sentimen pada Jumat buruk, menyoroti kerapuhan setiap pemulihan," kata Nimit Khamar, analis di pialang Sucden.

Kejatuhan pasar saham global Senin, meskipun Jepang diberitakan telah muncul dari resesi, investor lebih mempertanyakan kekuatan
pemulihan ekonomi sementara di seluruh dunia.

Hingga akhir pekan lalu, harga minyak telah melonjak sekitar seperlima dalam lebih dari satu bulan di tengah meningkatkan harapan pemulihan ekonomi dan impor minyak mentah melonjak di China.

Namun, konsultan energi CGES pada Senin mencatat bahwa impor minyak di China telah mulai berkurang setelah mencapai rekor 4,635 juta barel per hari (mbpd) pada bulan Juli.

CGES mencatat bahwa "ledakan impor komoditas di China tampaknya telah menguap ... dengan meningkatnya harga (minyak) dan murahnya
pinjaman."

China adalah konsumen energi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Pada Senin, pedagang juga menjaga salah satu pandangan, apakah serangan badai akan menutup fasilitas energi AS, yang dapat menyebabkan gangguan pasokan minyak.

Hurricane pertama dari musim badai Atlantik, menguat pada Senin menuju daratan AS, sementara badai besar lainnya, Claudette, menghilang di darat, kata para pejabat cuaca.

Pada Juli tahun lalu, harga minyak mencapai rekor puncak di atas puncak 147 dolar AS per barel di tengah kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan.

Pasar itu kemudian roboh karena lemahnya permintaan energi yang timbul dari krisis keuangan dunia, memcapai 32 dolar AS pada bulan Desember. (*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009