Padang,(ANTARA News) - Kota Padang dan sejumlah wilayah lainnya di Sumatera Barat sejak Senin (17/8) dinihari hingga Selasa (18/8) masih digoyang gempa susulan berkekuatan rendah dan terus mengejutkan warga terutama yang berada di bangunan bertingkat.

Gempa yang dirasakan cukup mengagetkan itu merupakan getaran susulan dari gempa utama yang terjadi Minggu (16/8) sekitar pukul 14.38 WIB yang berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR).

Goyangan gempa-gempa susulan pada Senin dinihari mengusik tidur warga Kota Padang, yang sering terbangun karena merasakan getaran, bahkan banyak warga yang begadang untuk bersiaga.

"Kami susah tidur, karena getaran-getaran gempa masih terjadi dan mengagetkan. Karena itu sebagian justru bergadang untuk siaga, jika terjadi gempa berkekuatan besar," kata seorang warga Tabing, Ary yang berada di pesisir pantai.

Hingga Senin pagi, sedikitnya terjadi empat kali guncangan gempa yang dapat dirasakan masyarakat dengan kekuatan berkisar 5,0 SR.

Gempa susulan itu dirasakan warga sekitar pukul 02.53 WIB, 03.23 WIB, 04.53 WIB dan 07.07 WIB.

Pusat gempa berada pada beberapa titik di sekitar Kepulauan Mentawai hingga ke lautan Bengkulu yakni pada koordinat 1,51 Lintang Selatan (LS) - 99,43 Bujur Timur (BT) atau pada 67 KK arah Tenggara Siberut Mentawai pada kedalaman 10 km bawah tanah..

Kemudian, di titik koordinat 1,64 SL dan 99,12 BT atau pada posisi 43 KM arah Tenggara Barat Daya, Pulau Siberut Mentawai pada kedalaman 32 km bawah tanah.

Sepanjang Senin siang, gempa susulan masih terjadi dan dirasakan warga, namun karena sebagian warga melakukan aktifitas goyangan gempa tidak begitu dirasakan.

Namun mulai Senin senja hingga malam, beberapa guncangan gempa masih mengagetkan warga yang mulai beristirahat di dalam rumah yang membuat sebagian dari mereka bergerak ke luar bangunan.

Dengan masih terjadinya gempa susulan, kami belum dapat tenang beristirahat malam ini (Senin malam, red) karena goyangan-gayangan masih sering mengejutkan, kata Rima warga di daerah Alai Padang.(*)


Pewarta: bwahy
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009