Pangandaran (ANTARA News) - Petugas Balawisata Pantai Pangandaran di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mengaku menghadapi kendala dalam melakukan pencarian terhadap Yogi Abdullah (20) mahasiswa ITB yang hanyut terseret ombak di Pantai Pangandaran sejak Sabtu(15/8) petang.

"Kami bersama Tim SAR menghadapi kesulitan dalam melakukan pencarian karena kondisi air pantai yang keruh bersamaan ombak besar pada musim kemarau seperti saat ini," kata Asep, salah seorang petugas Balawisata Pantai Pangandaran ketika dihubungi ANTARA News, Selasa.

Pencarian pada hari ketiga ini difokuskan pada beberapa titik bibir pantai.

Kedua orang tua Yogi Abdullah yang datang dari kota asal Pekanbaru terus berada di Pantai Pangandaran menunggu upaya pencarian yang dilakukan petugas.

Yogi Abdullah datang ke Pantai Panganadaran bersama enam teman sesama mahasiswa jurusan Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) termasuk dua diantaranya mahasiswi.

Menurut penuturan teman-teman korban, Yogi hanyut terseret ombak ketika mereka sedang berfoto di bagian pantai dengan ketinggian air selutut orang dewasa.

Namun tiba-tiba datang ombak besar yang kemudian rombongan mahasiswa itu saling berenang ke pinggir dan sesampai di pinggir mereka tidak melihat Yogi.

Teman-teman korban yang sudah berad di bibir pantai sempat melihat Yogi saat terseret ombak ke tengah laut, mamun tidak mampu berbuat untuk melakukan pertolongan.

Hanya beberapa saat terseret ke tengah laut, Yogi tidak lagi terlihat oleh teman-temannya yang hanya bisa bengong dan kemudian melaporkan kepada petugas Balawisata Pantai Pangandaran.

Petugas Balawisata pada Sabtu(15/8) sekitar pukul 18.00 WIB langsung melakukan pencarian hingag malam hari, namun belum mendapat petunjuk keberadaan mahasiswa ITB yang tengah berwisata di Pantai Pangandaran yang terkenal memilik pantai indah berombak besar.

Seluruh teman korban yang berangkat bersama untuk berwisata ke Pantai Pangandaran masih bertahan di lokasi menunggu hasil pencarian petugas Balawisata Pantai Pangandaran dan TIm SAR. (*)

Pewarta: luki
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009