Sleman (ANTARA News) - Pria harus didorong untuk bersedia menjadi peserta program keluarga berencana (KB) aktif, mengingat ke depan diharapkan jumlah peserta KB aktif meningkat.

"Terlebih apabila ternyata banyak wanita yang terkendala untuk menjadi peserta KB aktif karena alasan kesehatan atau tidak cocok. Jika ini terjadi, pria perlu didorong bersedia menjadi peserta KB aktif," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Keluarga Berencana (Disnakersos KB) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kriswanto, Jumat.

Ia mengatakan pelaksanaan program KB di kabupaten ini bukan hanya sebatas pada pembatasan jumlah kelahiran, namun juga mencakup upaya peningkatan kualitas serta kesejahteraan keluarga.

"Atas dasar pemahaman itu, maka pelaksanaan program KB juga mencakup program bina keluarga balita (BKB), bina keluarga lansia (BKL), bina keluarga remaja (BKR) dan Unit Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)," katanya.

Menurut dia, melalui kelompok-kelompok tersebut masyarakat memperoleh kesempatan dan akses untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

"Dalam kelompok-kelompok itu, bimbingan dan pembinaan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga selalu diberikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat terdorong untuk selalu berupaya meningkatkan kesejahteraannya," katanya.

Kriswanto mengatakan karena kebijakan KB tidak sekadar pembatasan jumlah kelahiran, tetapi lebih pada peningkatan kualitas keluarga, maka implementasi kegiatan KB sangat terkait dan bersinergi dengan pembangunan bidang lainnya, di antaranya bidang kesehatan, sosial dan pendidikan.

Ia mengatakan keterpaduan kebijakan dan pelaksanaan program di berbagai bidang tersebut telah mampu meningkatkan kualitas keluarga di kalangan masyarakat Sleman.

"Saat ini masyarakat Sleman sebagian besar telah merencanakan berapa jumlah anak yang dikehendaki agar dapat lebih berkualitas," katanya.

Menurut dia, banyak dari mereka yang telah memutuskan untuk memiliki keluarga kecil, dan saat ini rata-rata setiap keluarga hanya beranggotakan 3,37 jiwa.

Ia menambahkan, kualitas keluarga di Kabupaten Sleman dapat dilihat dari data angka kematian bayi (AKB) yang menurun yaitu 5,81 per seribu kelahiran hidup, sedangkan AKB Provinsi DIY 19,92, dan angka nasional 26.

"Sedangkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Sleman 88,82 per seratus ribu kelahiran hidup, sedangkan AKI Provinsi DIY 105, dan angka nasional 226.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009