Semarang (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Jateng, M Yulianto memperkirakan ada tiga kubu yang akan bertarung dalam perebutan ketua umum dalam Munas Partai Golkar di Pekanbaru, Riau 4 hingga 7 Oktober mendatang.

"Nantinya akan terjadi pertarungan dari tiga kubu, meliputi kubu golongan tua yang diwakili oleh Surya Paloh dan Ical, golongan muda di antaranya Yuddy Chrisnandi serta kubu Cendana," katanya di Semarang, Sabtu.

Menurut dia, Aburizal Bakrie dan Surya Paloh akan mendominasi pertarungan dalam memperebutkan kursi Ketua umum Partai Golkar.

Sementara kubu Cendana tampaknya ingin kembali menunjukkan pengaruhnya di Golkar dan Tommy Soeharto akan mencalonkan diri dalam bursa Ketua Umum Golkar.

Namun, kata dia, peluang Tommy untuk memperoleh dukungan dalam Munas hingga saat ini belum terlalu besar karena para jajaran DPP dan DPD Golkar mulai mempertimbangkan rekam jejak (track record) yang dimilikinya.

"Kalau untuk menduduki jabatan ketua umum memang sulit, namun kalau hanya untuk berada di jajaran DPP Golkar, peluang Tommy masih terbuka lebar," katanya.

Menurut dia, sebenarnya kubu Cendana memiliki satu calon lain yang secara kasat mata memiliki track record lebih baik dibandingkan Tommy, yaitu Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut). Dedikasi Tutut di Golkar dulu juga tidak diragukan.

"Kalau Cendana memaksakan Tommy, sepertinya sulit, apalagi akan ada pertarungan dua pengusaha besar, yaitu Ical dan Paloh yang akan lebih mendominasi bursa pencalonan," katanya.

Disinggung tentang peluang golongan muda, dia mengatakan, sebenarnya secara idealisme mereka lebih bagus dan berkesempatan memimpin Golkar, namun iklim politik di Golkar masih terkesan konservatif.

"Golongan muda harus menjadi `pelayan` para golongan tua terlebih dulu dan harus merintis karir pelan-pelan, sehingga saat ini Golkar belum siap untuk mengalami proses regenerasi yang begitu cepat," katanya.

Selain itu, dia juga menilai, politik transaksional masih akan terjadi dalam Munas Golkar mendatang sehingga pemilihan ketua umum tidak lagi dipertimbangkan atas jasa orang tersebut terhadap partai.

"Kalau sudah seperti itu, maka Golkar akan mengalami keterpurukan selama lima tahun ke depan, sehingga jajaran pengurus Golkar harus mengantisipasinya, terutama dari golongan muda yang masih bisa diandalkan," katanya.

Menurut dia, kader muda Golkar harus aktif memberi pencerahan di jajaran DPD tingkat I dan menjalin komunikasi yang baik di antara mereka untuk menggalang kekuatan.

"Idealnya, jajaran pengurus Golkar diisi oleh golongan tua hanya sebesar 25 persen, sementaranya sisanya sebesar 75 persen diserahkan pada generasi muda, agar Golkar dapat mengejar ketertinggalan dengan partai-partai lain," kata Yulianto.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009