Kendari (ANTARA News) - Ceramah agama yang disampaikan Ustad asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) H Muh Nur, yang berlangsung di Lapangan parkir Eks MTQ Nasional Kota Kendari, Selasa malam memukau ribuan umat Islam di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ceramah agama dengan sesekali menggunakan bahasa daerah Bugis-Makassar itu, membuat warga yang melintas di depang Kantor Wali Kota Kendari itu langsung menyaksikan.

Kendaraan umum yang melewati jalan protokol itu macet sehingga petugas kepolisian kota langsung mengarahkan semua kendaraan ke jalan lain karena di depan lapangan parkir itu dipadati kendaraan pribadi roda empat dan roda dua yang baru saja pulang melaksanakan shalat tarawih di masjid-masjid untuk menyaksikan ustadz yang ceramahnya mempesonakan itu.

Pesan-pesan dakwah yang disampaikan ustadz, Muh Nur memang tidak seperti yang biasanya disampaikan para ustadz dan Kiai yang sifatnya monoton. Ceramah yang disampaikan itu adalah hampir semua terkait dengan kehidupan dan tingkah laku masyarakat yang dinilai tidak lagi sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah SWT.

Apalagi dengan penampilan dan wajah yang lucu bagaikan pelawak, sehingga hadirin tidak merasa bosan untuk mendengar pesan-pesan yang disampaikannya. Tema yang disampaikan itu sangat terkait dengan gaya dan pola hidup masyarakat yang banyak melanggar dari kaidah Islam.

Ia mengatakan, orang yang berpuasa di bulan Suci Ramadhan mempunyai banyak makna serta manfaat bagi mereka yang memahaminya. Artinya puasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi di dalamnya mengandung makna yang tidak dimiliki bagi kaum nonmuslim.

Sementara Ramadhan sendiri mengandung tiga pengertian yakni `ra` adalah Rahmat Allah, `ma` adalah magfirah (Ampunan dari Allah ) dan `dhan` adalah tebusan dosa-dosa yang telah dibuat oleh hamba.

Dengan demikian, kata Nur, bila umat Islam yang sudah balig (cukup umur) tidak melaksanakan puasa selama satu bulan penuh maka merekalah tergolong sebagai orang-orang yang rugi.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009