Gorontalo (ANTARA News) - Karena merasa ditipu, puluhan warga Oluhuta, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, menduduki kantor kelurahan mereka, Selasa malam, sekitar pukul 23.00 Waktu setempat.

Warga datang untuk mempertanyakan soal tanah perkebunan milik sebuah keluarga, yang ternyata sudah dijual tanpa sepengetahuan dan disetujui oleh pemiliknya.

Penjualan tanah seluas ribuan meter persegi, untuk pembangunan lahan kanal anti banjir itu, ternyata juga ditanda tangani oleh Lurah setempat, Hasman Massa.

Iyam Hasan, pemilik lahan yang dijual itu mengatakan,transaksi tersebut terjadi tanpa sepengatahuan sebagian besar pihak keluarganya.

"Tanah itu merupakan warisan orang tua kami, dan tidak pernah diniatkan untuk dijual, tapi tiba-tiba statusnya sudah dijual tanpa sepengetahuan kami," Kata dia, Selasa malam.

Dirinya sendiri kaget setelah menerima uang penjualan tanah, sebanyak 31 juta rupiah tersebut, dan bingung akan mengembalikannya kemana.

Di hadapan warga yang berkumpul, Lurah Hasman Massa mengaku dirinya terpaksa menandatangani surat tanda bukti kepemilikan tanah itu, setelah diancam oleh tiga orang anggota keluarga pemilik lahan.

"Karena sudah diancam, maka saya terpaksa menandatanganinya," Ungkap Hasman.
Suasana juga sempat memanas, ketika sejumlah warga mulai berang dan berteriak-teriak di dalam gedung pertemuan kantor lurah tersebut.

Tauhid Massa, salah seorang tokoh pemuda Oluhuta mengatakan, banyaknya warga yang mendatangi kantor kelurahan tersebut, merupakan wujud solidaritas mereka, atas penolakan pembangunan Kanal anti banjir sepanjang 2.800 meter, yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi Gorontalo.

"Proyek kanal ini bukannya menjadi solusi banjir, namun justru memecah belah masyarakat, banyak sesama anggota keluarga yang bertengkar gara-gara hal ini," Kata dia.

Hingga kini, sebagian besar warga Oluhuta, masih bersikukuh menolak proyek pembagunan yang beranggaran 54 Milyar rupiah itu, karena beranggapan bahwa kanal tersebut, hanya akan menggusur lahan pertania produktif milik warga, dan justru akan memperparah wabah banjir di musim hujan.

Pembangunan Kanal yang juga berdampak pada satu kelurahan dan dua desa lainnya itu, hingga kini masih dalam proses pengerjaan. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009