Kuwait (ANTARA News/Reuters) - Seorang wanita yang kata polisi mengakui menyulut kebakaran yang menewaskan 46 wanita dan anak-anak di sebuah tenda pernikahan di Kuwait melakukan pengakuan itu karena tekanan, kata saudaranya, Kamis.

Kementerian Dalam Negeri Kuwait mengatakan pekan lalu, mereka telah menangkap seorang tersangka dalam pembakaran itu dan satu sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa polisi menahan istri pertama pengantin pria.

Lebih dari 70 orang mengalami luka-luka akibat kebakaran itu, yang terjadi bulan ini dan merupakan bencana terbesar Kuwait pada masa tidak perang.

Seorang pria mengatakan, Kamis, wanita saudaranya itu menjadi fokus penyelidikan setelah suaminya menuduhnya menyulut kebakaran yang menghancurkan pesta pernikahan tersebut.

"Saya baru bertemu saudara saya hari ini, ia dipenjara sekarang," kata Azby, yang meminta hanya nama pertamanya disebutkan.

"Ia mengatakan kepada saya bahwa ia mengaku setelah dipaksa oleh polisi. Mereka mengancam menangkap saya dan seorang saudara lagi sampai ia mengaku," kata pria itu.

Dalam agama Islam, seorang pria diizinkan memiliki empat istri.

Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Kuwait menolak memberikan komentar mengenai laporan itu.

Tenda itu, yang bisa menampung lebih dari 200 orang, hanya memiliki satu pintu keluar, sehingga jumlah kematian dalam musibah itu tinggi.

Tamu-tamu pria dan wanita dalam pesta pernikahan di Kuwait biasanya dipisahkan. Tenda seringkali dibangun secara khusus untuk acara tersebut.(*)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009