Yerevan (ANTARA News/AFP) - Armenia dan Turki telah sepakat mengajukan kepada parlemen mereka rencana untuk membentuk hubungan diplomatik dalam waktu enam pekan, kata kementerian luar negeri kedua negara itu, Senin.

Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan kementerian itu mengatakan, kedua negara tersebut setuju memulai "pembicaraan politik internal" menyangkut dua protokol: satu mengenai pembentukan hubungan diplomatik dan satu lagi tentang pengembangan hubungan bilateral.

"Pembahasan politik akan diselesaikan dalam waktu enam pekan, dan setelah itu kedua protokol tersebut akan ditandatangani dan diajukan ke parlemen masing-masing untuk disahkan," kata pernyataan bersama itu.

Perjanjian yang ditengahi Swiss itu akan menetapkan normalisasi hubungan dalam kerangka waktu yang bisa diterima, kata pernyataan itu.

"Normalisasi hubungan bilateral itu akan memberikan kontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional," katanya.

Armenia dan Turki menyatakan pada April bahwa mereka telah menyetujui sebuah peta jalan bagi normalisasi hubungan setelah tahun permusuhan.

Turki menolak membentuk hubungan dengan Armenia karena upaya Yerevan menjadikan pembunuhan orang-orang Armenia pada Perang Dunia I oleh orang Turki era Ottoman sebagai genosida -- tuntutan yang ditolak keras oleh Turki.

Turki juga menutup perbatasannya dengan Armenia pada 1993 sebagai solidaritas pada sekutunya, Azerbaijan, karena dukungan Yerevan pada separatis etnik Armenia di wilayah pembangkang Nagorny Karabakh.

Washington mendukung upaya rekonsiliasi itu dan Presiden AS Barack Obama mendesak Armenia dan Turki membangun langkah-langkah perbaikan hubungan selama kunjungannya ke Turki pada tahun ini.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009