Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyatakan, peningkatan semburan lumpur pada pusat semburan yang terjadi lima hari terakhir, bisa membuat tanggul terluar jebol atau longsor.

Humas BPLS, Achmad Zulkarnaen, Selasa mengatakan, hingga hari kelima, peningkatan semburan lumpur yang diwarnai dengan adanya semburan (kick) lumpur dari pusat semburan belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

"Kalau kondisi semburan masih tetap besar akan mengancam tanggul di sisi utara pusat semburan yang kondisinya masih labil, mudah sekali ambles dan terjadi longsor," katanya.

Ia mengemukakan, dengan adanya luapan semburan lumpur otomatis akan semakin cepat memenuhi pond (kolam penampungan) lumpur, dan selanjutnya mendesak tanggul, hingga ambles dan longsor.

Ia sendiri belum mengetahui pasti penyebab pasti membesarnya pusat semburan. Hanya dugaan yang ada selama ini, beban di permukaan semakin berat sehingga terjadi penekanan dari atas.

"Itu dugaan kami saja, untuk pastinya harus dilakukan penelitian lebih lanjut," ujarnya.

Cipratan yang keluar bersama pusat semburan tidak terjadi setiap hari. Menurut dia, peristiwa tersebut terjadi sejak lima hari lalu.

"Lumayan tinggi dan terlihat jelas," katanya.

Saat ini, kata dia, persiapan pembuatan pond baru di sebelah utara tanggul yang lama, tepatnya di sebelah selatan Desa Gempol Sari, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, belum bisa dikerjakan.

"Kami harus beradu cepat dengan semburan, kalau tidak ingin lumpur mendesak tanggul dan menggenangi pemukiman warga desa di sebelah utara tanggul yang hanya berjarak sekitar 200 meter," katanya menjelaskan.

Ia menambahkan, sesuai perencanaan, pond seharusnya sudah mulai dibangun sejak Agustus kemarin.

Tapi, pembangunan mendapat harus tersendat karena hadangan dari warga. Hal Itu disebabkan alotnya proses negosiasi antara warga dan BPLS.

"Beberapa warga bersikeras tidak mau melepas aset tanah karena belum menerima uang muka ganti rugi 20 persen dari PT Minarak Lapindo Jaya, selaku juru bayar PT Lapindo Brantas," katanya.

Menurutnya, pond baru tersebut sangat penting posisinya untuk menampung luberan lumpur yang sewaktu-waktu terjadi.

Karena sesuai dengan desain perencanaan penanganan semburan di BPLS, pond akan dibangun di atas lahan seluas 55 hektare.

"Elevasi tanggul pond rencananya 11 meter dengan lebar 42,5 meter," katanya.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009