Tangerang (ANTARA News) - Para pengemis yang beraksi di lingkungan kompleks perumahan di Kota Tangerang, Banten, belum pergi sebelum pemilik rumah memberi, maka aksi terus menunggu merupakan upaya untuk mendapatkan uang selama bulan puasa.

"Kita tunggu sampai pemilik rumah memberi uang baru kemudian pergi, mengapa harus buru-buru ke rumah lainnya," kata seorang pengemis, Ny. Crs (40) di depan sebuah rumah di Perumahan Aster, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Selasa.

Pengemis asal Kecamatan Loh Bener, Kabupaten Indramayu, Jabar itu sengaja menunggu pemilik rumah hingga 15 menit bersama anaknya Jur (3,2), setelah uang diterima dia langsung menghilang.

Namun begitu, Ketika diikuti perjalanannya, maka dia melakukan tindakan serupa pada pemilik rumah lainnya, mengharap belas kasihan sembari menengadahkan tangan.

Kadang dia mengaja duduk di depan pintu pagar sehingga pemilik rumah kesulitan untuk ke dalam, meski sudah diusir, kemudian dia datang lagi.

Sedangkan pengemis lainnya, Jws (39) asal Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jabar, lain lagi aksinya meminta uang dengan cara membawa sapu lidi dengan pura-pura membersihkan sampah di luar pagar halaman.

Walau di areal itu sudah bersih, maka dia terus saja menyapu sehingga menyebabkan debu beterbangan dan kadang masuk rumah pemilik.

Sebelum diberi, pengemis itu terus saja menyapu, menyebabkan pemilik rumah jengkel dan lalu memberikan uang kemudian mengucapkan terima kasih setelah itu dia pergi.

Para pengemis terus bertambah selama bulan puasa dalam mencari nafkah di Kota Tangerang yang diperkirakan mencapai tiga kali lipat dari jumlah hari biasa.

Dalam catatan petugas Dinas Sosial Pemkot Tangerang, pada hari biasa saja diperkirakan sekitar 1.500 pengemis menggantungkan nasib mencari uang di wilayah ini.

Bahkan pengemis terus membengkak jumlahnya jika di daerah asal seperti Indramayu dan Karawang mengalami paceklik atau musim kemarau panjang.

Sementara itu, Wali Kota Tangerang H. Wahidin Halim mengalami kendala dalam menertibkan pengemis di wilayahnya karena setiap dilakukan operasi kemudian dipulangkan ke daerah asal, setelah itu mereka kembali beraksi.

Menurut dia, bahwa operasi penertiban harus dilakukan secara bijaksana apalagi pada bulan Ramadhan karena mereka juga berpuasa.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009