Cianjur (ANTARA News) - Ratusan pengungsi di Cianjur, Kamis, menempati ratusan tenda biru yang terbuat dari terpal plastik menyusul gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di Samudera Hindia sekitar 142 km barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Rabu (2/9) sore.

Bahkan untuk kali pertamanya, warga melakukan sahur di bawah tenda itu, meskipun makan dengan lauk pauk seadanya dengan khusyuk. Mereka juga melakukan shalat subuh berjamaah di tempat yang sama.

"Ini pertama kali kami dan ratusan warga lainnya, melakukan sahur dan shalat berjamaah di dalam tenda. Kami masih takut untuk diam di dalam rumah dan melakukan ibadah di masjid," kata Ibu Ipah (58), warga Kampung Cicepuk, Desa Pamoyanan.

Ipah bersama anak cucu dan menantunya, memilih diam di dalam tenda karena rumah permanen miliknya, sebagian besar rusak parah di bagian dinding dan atap.

Hal serupa terlihat pula menimpa 6 rumah permanen milik warga lainnya di desa tersebut. Sedangkan puluhan rumah milik warga berdinding bambu dan lantai kayu, tidak rusak sedikitpun.

"Hanya rumah permanen yang rusak parah, sedangkan rumah berdinding bambu berlantai kayu, tidak ada yang rusak," tutur Agus.

Bahkan, ungkapnya, masjid yang baru dibangun beberapa bulan yang lalu, mengalami kerusakan cukup parah. Sebagian besar kaca jendela pecah dan bagian kubah retak di beberapa bagian.

"Itulah sebabnya banyak warga memilih melakukan ibadah di bawah tenda karena kondisi masjid di kampung kami rusak parah. Meskipun masjid itu baru dibangun beberapa bulan yang lalu," katanya. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009