Kupang (ANTARA News) - Asisten II Setda Kabupaten Kupang, Sahrun Nurawi nyaris adu jotos dengan anggota DPRD, Ruben Kaledipa saat rapat dengar pendapat antara eksekutif dan legislatif, Sabtu, terkait pengelolaan mangan di wilayah tersebut.

Sejak dibuka rapat dengar pendapat antara eksekutif dan legislatif sejak pukul 10.30 Wita oleh ketua DPRD Kabupaten Kupang, Welhelmina Tabais Kefan, suasana kekisruhan sudah mulai nampak dengan ketidakhadiran Bupati Kupang, Ayub Titu Eki.

Anggota DPRD yang hadir mempertanyakan keberadaan Bupati, sehingga tidak mengindahkan panggilan dewan untuk rapat dengar pendapat. "Kami mau tanya sebenarnya Bupati kemana, sehingga tidak hadir dalam rapat ini. Kami merasa dilecehkan dan tidak dihargai," kata anggota DPRD, Ruben Kaledipa.

Asisten II setda Kabupaten Kupang, Sahrun Nurawi yang mewakili Bupati, ketika diberi kesempatan untuk berbicara oleh ketua dewan, mengatakan, Bupati minta maaf tidak bisa hadir dalam pertemuan ini, karena sedang bertugas ke luar, tanpa menjelaskan tugas yang sedang dijalani dan lokasi keberadaan bupati.

Pernyataan asisten II itu mengundang Kaledipa bertanya kembali "Sebenarnya Bupati kemana," .

Asisten II mengaku tidak mengetahui tugas yang sedang dijalankan Bupati. "Tidak disampaikan oleh Bupati tentang tugas yang sedang dijalankan dan dimana tempatnya," kata Nurawi.

Mendengar jawaban terebut, Kaledipa, menilai asisten II telah menipu DPRD dengan melindungi Bupati, karena takut kehilangan jabatan.

Asisten II yang sedang menjalani ibadah puasa merasa tersinggung dengan pernyataan Kaledipa. "Saya tidak pernah melindungi siapa pun dan saya juga tidak takut jika tidak diberikan jabatan," katanya.

Suasana rapat pun gaduh, akibat adu mulut antara anggota DPRD dan Asisten II. Merasa suasana tidak terkendalikan, maka Ketua DPRD menutup rapat tersebut.

Setelah penutupan rapat, perselisihan antara asisten II dan anggota dewan, Kaledipa berlanjut di ruang sidang dewan. Asisten II yang masih tampak emosi mendatangi Kaledipa dan pertanyakan maksud apa Kaledipa berbicara seperti itu. "Maksudnya apa bapak bicara seperti itu," kata Nurawi sambil menunjukan jarinya ke Kaledipa.

Kaledipa pun bangun dari tempat duduknya dan mendekati Nurawi. Kedua nyaris adu jotos, namun dapat dilerai oleh anggota DPRD yang hadir dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Akhirnya, kedua mengalah dan meninggalkan ruang sidang dewan dan kembali melaksanakan tugas masing-masing. Rapatpun "dead lock".(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009