Wina (ANTARA News/AFP) - Menteri Perminyakan Kuwait mengatakan pada Senin, ia tidak melihat perlunya mengurangi produksi minyak dan percaya anggota OPEC sepakat untuk mempertahankan produksi.

"Saya merasa" disana "tidak akan ada pemotongan" untuk produksi ketika menteri dari kartel OPEC bertemu pada Rabu, kata Syekh Ahmad Abdullah al-Sabah setibanya di Wina menjelang pembicaraan.

Dia mengatakan sebelumnya ketika meninggalkan Kuwait: "Saya percaya ini adalah konsensus umum, "di antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), tapi ditambahkan pada setibanya di Wina bahwa mereka "belum" mencapai kesepakatan formal.

Dia mengatakan Kuwait dan negara-negara Teluk lainnya akan "mendorong untuk lebih mematuhi" kuota produksi di tengah produksi berlebih oleh beberapa anggota yang mengangkat stok cepat, menggemakan pandangan luas anggota dan analis.

OPEC, yang 12 anggotanya memompa 40 persen minyak dunia, setuju pada akhir 2008 untuk menghapus sebesar 4,2 juta barel per hari (bph) output dari pasar dalam upaya untuk menopang harga yang runtuh.

Kuota harian resmi OPEC minus Irak telah ditetapkan di 24.84 juta bph sejak Januari, tetapi berbagai sumber mengatakan bahwa produksi aktual di atas 26 juta barel per hari.

Sheikh Ahmad mengatakan, saat ini harga minyak memuaskan.

"Sejauh ini bagus," kata menteri di Kuwait, menambahkan bahwa ia meramalkan harga berkisar antara "60 hingga 75 dolar per barel dan mungkin 80 dolar AS."

Harga minyak naik pada Senin, dengan kontrak utama New York minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober, naik 70 sen ke 68,72 dolar per barel pada akhir perdagangan London.

Minyak mentah Brent North untuk pengiriman Oktober naik 86 sen menjadi 67,68 dolar.

Pedagang mengatakan kenaikan lebih lanjut dapat terganjal oleh kekhawatiran tentang permintaan energi rendah di Amerika Serikat, di negara konsumen energi terbesar dunia.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009