Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Mahasiswa dari Ryukoku University Kyoto Jepang, Kamis, belajar tentang pengelolaan hutan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Selain mempelajari pengelolaan hutan, mahasiswa yang berjumlah enam orang yang dipimpin Katsura Tomoki juga melakukan pertemuan dengan lembaga terkait termasuk lembaga swadaya masyarakat (NGO).

Para mahasiswa yang juga didampingi seorang Supervisor, Prof Obayashi akan berada di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar hingga Jumat.

Katsura Tomoki, pimpinan rombongan itu, mengatakan, kehadiran rombongannya di daerah ini ingin melihat dan merasakan dari dekat bagaimana sistem pengelolaan hutan dan keterkaitannya dengan masyarakat sekitar.

"Kami juga ingin melihat bagaimana Pemerintah Daerah melakukan pembinaan sehingga masyarakat tidak merusak hutan, meski potensinya tetap dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri," terangnya.

Karena itu, lanjutnya, mereka melakukan diskusi dengan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantaeng, Ir Akil Reza serta personil Yayasan Jalarambang Indonesia.

Usai berdiskusi, para mahasiswa kemudian melakukan kunjungan ke hutan Desa Campaga di Kecamatan Tompobulu.

Hutan Desa Campaga merupakan hutan pertama di Indonesia yang dicanangkan Menteri Kehutanan MS Ka?ban Januari 2009. Hutan Campaga merupakan hutan lindung (hutan hujan tropis).

Para mahasiswa dari negeri sakura itu juga mengunjungi Desa Bontolojong, Kecamatan Ulu Ere yang merupakan kawasan pegunungan yang menjadi tempat pengembangan tanaman apel dan strawberry.

Bupati Bantaeng, HM Nurdin Abdullah menyambut baik keinginan mahasiswa Jepang belajar masalah kehutanan di kabupaten berjuluk Butta Toa ini.

"Ini merupakan bentuk apresiasi dari negara maju tehadap negara yang memiliki sumber daya alam," urainya.

Akselerasi ini, tambah Bupati yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, diharapkan diikuti mahasiswa lainnya dari negara lain.

Beberapa waktu lalu, Bantaeng juga menerima sejumlah ahli dari Australia yang ingin membantu mengembangkan tanaman kakao dan peternakan.

Menurut Bupati, kehadiran para mahasiswa atau siapapun dari berbagai Negara itu diharapkan terjadi saling tukar pengalaman sehingga pengembangan ke depan bisa lebih baik.(*)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009