New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik tipis pada Kamis waktu setempat, di tengah melemahnya dolar dan jatuhnya stok minyak mentah di Amerika Serikat, negara konsumen minyak terbesar di dunia.

Sentimen pasar juga didorong oleh perkiraan Badan Energi Internasional (IEA) tentang tinggi permintaan minyak dunia dan keputusan OPEC untuk mempertahankan kuota produksinya.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, berakhir 63 sen lebih tinggi dari harga penutupan Rabu pada 71,94 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober bertambah tiga sen menjadi 69,86 dolar AS per barel.

Sebuah laporan mingguan pemerintah yang menunjukkan persediaan minyak mentah berkurang dan naik untuk bensin dan stok lainnya di Amerika Serikat mengangkat sentimen pasar, kata analis.

Stok minyak mentah turun 5,9 juta barel minggu lalu, hampir empat kali lebih dari yang diperkirakan, data dari Administrasi Informasi Energi AS mengatakan.

Tapi secara tak terduga stok bensin naik 2,1 juta barel - analis telah memperkirakan penurunan 1,3 juta barel - dan stok destilasi, termasuk diesel dan minyak pemanas, naik dua juta barel, lebih dari yang diperkirakan 600.000 barel.

"Itu sangat bullish (bergairah) karena kelemahan terbesar dalam pasar minyak global telah terjadi di pasar AS," kata pedagang independen Ellis Eckland.

Dia menambahkan bahwa melemahnya dolar dan juga kenaikan pasar saham menambah optimisme pasar.

"Jika dolar terus melemah, minyak pasti akan pergi di atas 75 (dolar per barel)," kata Eckland.

Dolar jatuh ke terendah baru 2009 terhadap euro Kamis karena investor menjauh dari "safe haven" (tempat berlindung yang aman) greenback beralih memburu mata uang berisiko.

Badan Energi Internasional menaikkan perkiraan permintaan minyak global pada tahun 2009 dan 2010 sebagian besar karena lebih kuatnya dari perkiraan data ekonomi dari China dan Amerika Serikat.

Prakiraan naik hampir 0,5 juta barel per hari untuk kedua 2009 dan 2010 masing-masing menjadi 84,4 juta barel per hari dan 85,7 juta barel per hari, IEA yang berbasis di Paris mengatakan dalam laporan pasar minyak bulanan.

Tetapi IEA memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi akan lambat.

Pada Kamis juga, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan tingkat produksi akan dipertahankan pada level saat ini setelah kesimpulan dari sebuah pertemuan tingkat menteri di Wina.

"Sejak pasar tetap kelebihan pasokan (oversupplied) dan memberikan risiko penurunan terkait dengan pemulihan yang sangat rapuh, sekali lagi konferensi sepakat untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini tidak berubah untuk sementara waktu," OPEC mengatakan dalam sebuah pernyataannya.

OPEC, yang 12 anggotanya memompa 40 persen minyak dunia, setuju pada akhir 2008 untuk menghapus sebesar 4,2 juta barel per hari dari produksi di pasar.

Kuota produksi harian resmi kartel adalah 24,84 juta barel per hari sejak Januari.

Penurunan ekonomi global telah melemahkan permintaan energi, menyeret dengan kasar harga dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi 32,40 dolar AS pada Desember. Namun harga minyak berangsur pulih mengapung di kisaran 70 dolar AS.

Tingkat harga ini "adalah baik untuk semua orang, konsumen (dan) produser," Menteri Perminyakan Saudi Arabia Ali al-Naimi, yang negaranya merupakan produsen minyak OPEC terbesar dan anggota yang paling berpengaruh, mengatakan jelang pertemuan. (*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009