Jenewa (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Penutupan sekolah, kalau disahkan tepat pada waktunya dan secara layak, dapat secara efektif memperlambat penyebaran virus flu babi A/H1N1, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat.

"Penutupan sekolah dapat beroperasi sebagai tindakan proaktif, dengan tujuan mengurangi penyebaran di sekolah tersebut dan penyebaran ke dalam masyarakat yang lebih luas," kata badan PBB itu dalam satu taklimat yang disiarkan melalui jejaring resminya di Jenewa..

Menurut badan tersebut, keuntungan kesehatan utama penutupan sekolah proaktif bersumber dari melambatnya penyebaran wabah di daerah yang dimaksud sehingga menurunkan puncak infeksi.

"Keuntungan ini menjadi sangat penting ketika jumlah orang yang memerlukan perawatan medis pada puncak wabah mengancam akan melampaui daya tampung atau melewati kemampuan perawatan kesehatan," katanya.

Dengan memperlambat percepatan penyebaran, penutupan sekolah juga dapat mengulur waktu saat semua negara meningkatkan langkah persiapan atau menambah pasokan vaksin, obat anti-virus, dan campur-tangan lain, katanya.

Namun waktu penutupan sekolah sangat penting. Studi kasus menunjukkan bahwa penutupan sekolah memiliki manfaat sangat besar ketika semua sekolah ditutup pada awal wabah, idealnya sebelum satu persen penduduk jatuh sakit.

Berdasarkan kondisi ideal, penutupan sekolah dapat mengurangi tuntutan bagi perawatan kesehatan sebanyak 30-50 persen pada puncak wabah. Namun, jika sekolah ditutup sudah sangat terlambat saat wabah sudah menyebar luas di satu negara, pengurangan yang dihasilkan dalam penyebaran tampaknya akan sangat terbatas.

Kebijakan bagi penutupan sekolah juga perlu mencakup tindakan yang membatasi kontak di kalangan siswa ketika tidak berada di sekolah.

Jika murid berkumpul dalam satu wilayah selain sekolah, mereka akan terus menyebarkan virus itu, dan manfaat penutupan sekolah akan sangat berkurang, jika bukan tidak ada sama sekali.

Pemerintah juga mesti memperhitungkan biaya ekonomi dan sosial penutupan sekolah ketika menanangai wabah, kata WHO.

Biaya utama ekonomi muncul dari tak-adanya orang-tua yang bekerja atau penjaga yang harus tinggal di rumah untuk merawat anak mereka.

Selain itu, penutupan sekolah juga mungkin mengganggu pembagian perawatan kesehatan mendasar, sementara banyak dokter dan perawat adalah orang-tua dari anak-anak usia sekolah.(*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009