Jakarta (ANTARA News) - Tim voli putri Indonesia akhirnya memetik kemenangan pada pertandingan terakhir Kejuaraan Asia Senior ke-15 di Hanoi, Vietnam setelah mengalahkan Sri Lanka 3-1 (25-17, 22-25, 25-17, 25-18), Minggu (13/9).

Kemenangan itu mengantarkan tim Indonesia menempati peringkat ke-13 setelah mengalami empat kekalahan pada laga sebelumnya. Indonesia berturut-turut kalah dari Korea Selatan 0-3, vs India 2-3, vs Thailand 0-3 dan vs Uzbekistan 2-3.

Sebagaimana dikutip dari Humas PP PBVSI melalui emailnya, tim Indonesia yang baru dua bulan berlatih di Padepokan Sentul tersebut mampu menyuguhkan permainan menarik. Lailatul Aisyah, Amalia, Novia Andriyanti, Gunarti Indahyani, Maya Kurnia Indri, Nety Dyah, dan libero Berllian Marsheilla tampil pada awal pertandingan.

Mereka langsung unggul 15-4 pada set pertama berkat servis lompat yang dilakukan Amalia Fajrina Nabila. Bola servis yang dilakukan pemain Bandung Tectona itu susah dijadikan umpan yang bagus oleh para pemain Sri Lanka.

Namun lawan justru merapatkan kedudukan hingga 15-12. Hilangnya banyak poin tersebut lebih banyak diakibatkan serangkaian kesalahan yang dibuat oleh pemain Indonesia sendiri.

"Kita bermain cukup bagus. Meskipun begitu ada pemain muda yang mentalnya kurang baik sehingga sering membuat kesalahan sendiri. Serangan dan blok kita banyak menghasilkan poin," kata Berllian Marsheilla.

Asisten pelatih Machfud Irsyada mengatakan, para pemainnya memang banyak melakukan kesalahan sendiri.

"Anak-anak sebenarnya tidak ingin melakuan kesalahan, tapi karena takut salah menjadikan permainan tidak berkembang. Anak-anak seharusnya bermain lepas dan tanpa beban sehingga tidak berpengaruh ke lapangan," katanya.

Machfud menilai seharusnya timnya bisa menang tiga set langsung, tetapi banyak poin terbuang percuma oleh tim yang hampir semua pemainnya berumur belasan tahun itu. Dari 12 pemain Indonesia, hanya Gunarti Indahyani (24 tahun) Josefhina Tahalele (27), dan Maya Puspita (22) yang berusia di atas 20 tahun. Sisanya di bawah 19 tahun.

Sri Lanka sebenarnya juga memberi perlawanan ketat. Mereka sangat bersemangat di lapangan. Namun blok-blok yang dibangun para pemain Indonesia sulit ditembus para pemain lawan.

"Ini menjadi modal kita menuju SEA Games di Laos. Namun jangan berbangga diri dulu karena perjuangan masih sangat panjang. Berbagai kompetisi di masa mendatang tentu akan lebih berat," kata asisten manajer tim Indonesia, Adang Ginanjar. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009