Islamabad (ANTARA News/Reuters) - Menteri Dalam Negeri Rehman Malik mengatakan, Minggu, pemimpin senior Taliban di Lembah Swat, Pakistan baratlaut, telah dikepung dan akan ditangkap, dan tulang punggung Taliban telah dihancurkan.

Gerak maju Taliban Pakistan dan serangan-serangan awal tahun ini meningkatkan kekhawatiran mengenai stabilitas negara yang berkekuatan nuklir itu, namun gerilyawan Islamis tersebut mengalami serangkaian kemunduran dalam beberapa pekan terakhir ini, termasuk pembunuhan pemimpin mereka.

Pasukan keamanan meluncurkan ofensif di Lembah Swat, sekitar 120 kilometer sebelah baratlaut Islamabad, pada akhir April yang menewaskan lebih dari 2.000 gerilyawan, kata militer. Tidak ada konfirmasi independen mengenai jumlah korban itu.

Pemimpin kelompok Taliban di Swat, Fazlullah, dan sebagian besar komandannya berhasil menghindari pasukan keamanan, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka akan menyatukan kekuatan lagi.

Namun, Malik mengatakan bahwa hari-hari Fazlullah dalam pelarian akan segera berakhir.

"Fazlullah telah dikepung. Ia tidak akan bisa lari lagi," katanya kepada wartawan setelah pertemuan dengan para pemimpin suku Pashtun dari wilayah baratlaut.

Taliban Pakistan yang berada di bawah komando Baitullah Mehsud dianggap bertanggung jawab atas gelombang serangan di Pakistan sejak 2007, termasuk pembunuhan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto pada Desember tahun itu.

Mehsud tewas dalam serangan rudal AS pada 5 Agustus, dan hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok militan tersebut, yang kata para pejabat dalam keadaan kacau, akan melakukan pembalasan terhadap pasukan keamanan.

Pakistan mengklaim telah mengalahkan militan di Swat, namun operasi militer terus berlangsung di daerah itu, dimana Taliban bangkit di bawah seorang ulama garis keras pada 2007, untuk menuntut pemberlakuan hukum Islam.

Sejumlah pejabat mengatakan, sekitar 250 orang ditemukan tewas di daerah itu sejak Juli -- tampaknya dibunuh sebagai pembalasan dendam untuk mencegah kembalinya Taliban.

Empatbelas kadet polisi tewas pada akhir Agustus dalam serangan bunuh diri di Mingora, kota utama di Swat, dan polisi menuduh militan Taliban bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pasukan Pakistan mengklaim sejumlah kemenangan militer atas Taliban tahun ini, namun serangan-serangan terus berlangsung, sebagian besar di wilayah baratlaut.

Daerah suku Pakistan, khususnya Lembah Swat, dilanda konflik antara pasukan pemerintah dan militan Taliban dalam beberapa waktu terakhir ini.

Militer Pakistan meluncurkan ofensif setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.

Pakistan menyatakan, lebih dari 1.930 militan dan 170 personel keamanan tewas, namun jumlah kematian itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen.

AS mendukung ofensif militer Pakistan terhadap Taliban di Lembah Swat dan daerah-daerah baratlaut sekitarnya, yang diluncurkan pada akhir April setelah serangan-serangan sebelumnya yang menterlantarkan 1,9 juta orang.

Ofensif militer diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.

Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian menjadi markas kelompok Taliban.

Perjanjian yang kontroversial antara pemerintah dan ulama garis keras pro-Taliban untuk memberlakukan hukum Islam di sebuah kawasan di Pakistan baratlaut yang berpenduduk tiga juta orang seharusnya mengakhiri pemberontakan Taliban yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani mendesak rakyat Pakistan bersatu melawan kelompok ekstrim, yang menurutnya mengancam kedaulatan negara itu dan yang melanggar perjanjian perdamaian tersebut dengan melancarkan serangan-serangan.

Para pejabat PBB mengatakan, sekitar 2,4 juta orang mengungsi akibat pertempuran itu -- sebuah eksodus yang menurut kelompok-kelompok hak asasi merupakan perpindahan terbesar penduduk di Pakistan sejak negara itu terpisah dari India pada 1947.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009