Tokyo, (ANTARA News) - Yen jatuh di perdagangan Asia, Kamis karena penjualan oleh eksportir dan kekhawatiran bahwa pemerintah baru Jepang akan berusaha untuk membalikkan reformasi pasar bebas, kata para dealer.

Dolat naik tipis menjadi 91,13 yen pada perdagangan pagi di Tokyo dari 90,94 yen di New York pada akhir Rabu, sebagaimana dikutip dari AFP. 

Euro berada pada 1,4710 dolar, mendekati tingkat tertinggi dalam hampir satu tahun dan naik dari 1,4708 dolar pada akhir transaksi New York.

Euro naik menjadi 134,08 yen dari 133,74 yen.

Pedagang hati-hati sehari setelah Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama mengambil komandi dari pemerintah baru yang di peringkat atas penentang liberalisasi pasar dan mantan aktivis serikat buruh.

"Melihat jajaran kabinet, itu sedikit mengherankan bahwa yen telah dijual. Saya kuatir tentang ke depan," kata penyiasat valas Hachijuni Bank Masatsugu Miyata.

Khususnya pilihan Hatoyama dari pos menteri untuk reformasi dan pengawasan keuangan -- Shizuka Kamei 72 tahun -- memicu kekhawatiran di kalangan investor.

Dia adalah seorang kritikus dari apa yang ia gambarkan sebagai pimpinan "kapitalisme yang tak terkendali" dan menentang swastanisasi kantor pos, yang ia perkirakan menjadi langkah mundur.

Menteri keuangan Jepang baru Hirohisa Fujii, 77, yang dilihat oleh investor sebagai sepasang tangan aman dan ia memberikan dorongan yen pada Rabu dengan mengatakan bahwa dalam prinsipnya ia menentang campur tangan di pasar untuk melemahkan mata uang.

Komentar "memperkuat harapan bahwa penguasa baru Partai Demokrat akan lebih toleran terhadap yen yang lebih kuat daripada Partai Liberal Demokrat (LDP)," tulis para analis NAB Capital dalam sebuah catatan.

Penguatan yen baru-baru ini telah menangani pukulan berat bagi eksportir. Namun Jepang tidak campur tangan dalam pasar valuta asing sejak Maret 2004, sehingga mata uang menemukan tingkat sendiri terhadap dolar.

Demokrat `dasar ideologi politik adalah untuk mendistribusikan pendapatan konsumen dari perusahaan-perusahaan, "yang merupakan penerima manfaat utama di bawah pemerintah LDP kebijakan pelemahan yen," kata ekonom JPMorgan Masaaki Kanno.

"Dalam konteks ini, yen yang kuat adalah baik bagi konsumen, untuk meningkatkan pendapatan riil dengan menurunkan harga," ia menambahkan.

Sebelumnya di New York, euro naik terhadap dolar AS pada Rabu waktu setempat, ke tingkat tertinggi dalam hampir satu tahun, didukung oleh meningkatnya optimisme bahwa pemulihan ekonomi global sedang berlangsung.

Mata uang tunggal Eropa dikutip pada 1,4708 dolar pada 2100 GMT, naik dari 1,4658 dolar akhir Selasa.

Dolar jatuh ke 90,94 yen dari dari 91,08 yen.

Euro, yang telah berada di jalur kenaikan sejak menembus tingkat 1,45 dolar minggu lalu, sempat melonjak menjadi 1,4736 dolar, tingkat tertinggi sejak 25 September 2008.

Dolar melemah karena saham AS memperpanjang kenaikannya hingga mencapai tertinggi 11-bulan di tengah melonjaknya data ekonomi yang merangsang selera risiko sehari setelah Ketua Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan resesi AS kemungkinan besar telah berakhir.

"Data ekonomi AS cukup mendukung klaim Bernanke," kata Terri

Belkas dari Forex Capital Markets.

Data resmi menunjukkan produksi industri AS melompat 0,8 persen pada bulan Agustus, merupakan kenaikan bulanan kedua berturut-turut.

Harga konsumen AS naik 0,4 persen pada bulan Agustus, dengan tingkat inflasi inti naik moderat 0,1 persen, dalam sebuah laporan yang mengurangi kekhawatiran tentang deflasi dan bangkitnya kembali inflasi.

Kolega Belkas, Jamie Saettele mengatakan mata uang AS "tetap rentan di seluruh papan perdagangan, dengan pengecualian terhadap poundsterling Inggris."

Tapi, Kathy Lien, dari Global Futures and Forex, mengatakan kelemahan dolar mungkin menjadi matang untuk koreksi.

"Meskipun tidak ada kekurangan alasan bagi para pedagang untuk menjual dolar, perdagangan semakin ramai. Kami telah mendekati infleksi atau perubahan dalam mata uang utama, yang berarti bahwa dolar dapat menetapkan untuk rally karena setiap kecenderungan menguat memiliki koreksi," kata Lien.(*)

Pewarta: wibow
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009