Paris, (ANTARA News)- Tentara-tentara Prancis yang beragama Islam menolak bertugas di Afghanistan, dengan mengatakan agama mereka melarang memerangi saudara-saudara Muslim, kata seorang jurubicara militer mengkonfirmasikan kepada AFP.

"Penolakan untuk ditugaskan dalam satu misi karena alasan-alasan agama adalah satu kejadian kecil yang tidak sampai lima kasus per tahun," kata Kolonel Benoit Royal, mengkonfirmasikan sebuah laporan di laman  suratkabar Liberation  yang berhaluan kiri.

Blog "Rahasia Pertahanan " Liberation yang disegani, Rabu memberitakan seorang tentara infantri di Prancis timur Oktober tahun lalu menolak ditugaskan di Afghanistan tetapi kemudian setuju setelah melakukan pertemuan dengan seorang ulama Islam.

Tentara yang menolak satu misi akan menghadapi tindakan disiplin dan dalam sebagian besar kasus mereka dipecat dari militer, kata Royal.

Jurubicara militer mengatakan penolakan oleh beberapa serdadu menunjukkan "kekurangan pengertian atas komitmen mereka yang menyandang senjata untuk Prancis untuk mempertahankan kepentingannya dan nilai sepanjang waktu dan di manapun."

Prancis memiliki 2.600 tentara yang bertugas dalam misi NATO di Afghanistan untuk mendukung pemerintah Presiden Hamid Karzai yang lemah dan memerangi gerilyawan Taliban, yang disingkirkan dari Kabul akhir tahun 2001.Pasukan Prancis adalah salah satu dari yang terbesar di sana, setelah AS, Inggris, Kanada dan Jerman. Sekitar 25 tentara Prancis tewas dalam misi itu, dengan jumlah korban meningkat sejak mereka dikerahkan tahun lalu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009