Trenggalek (ANTARA News) - Sebagian warga Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berlebaran pada hari Senin.

"Kami meyakini tanggal 1 Syawal jatuh pada hari ini," kata Ustaz Zamroji Asyhari, tokoh masyarakat Desa Kedunglurah, saat ditemui ANTARA di rumahnya, Senin pagi.

Ia dan belasan pengikutnya menjalankan salat Id di rumahnya di Desa Kedunglurah setelah menunaikan ibadah puasa selama 30 hari.

"Kami tak berlebaran Minggu (20/9) kemarin karena tak yakin. Lagi pula `rukyatul hilal` yang dilakukan di sejumlah tempat di Jawa Timur juga gagal melihat hilal," kata alumni Pondok Pesantren Alfalah, Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri itu.

Sebagaimana ajaran Rasulullah saw, lanjut dia, apabila ragu tentang keberadaan hilal, maka ibadah puasa digenapkan menjadi 30 hari.

"Kami memegang teguh ajaran Rasulullah itu sehingga kami sama sekali tak terpengaruh dengan penglihatan beberapa orang terhadap hilal di tempat lain di luar Jatim. Apalagi kami tinggal di Jatim," katanya.

Zamrodji dan beberapa pengikutnya selama ini rajin melakukan ibadah shalat pada malam hari, apalagi selama bulan puasa.

Pada saat sebagian besar umat Islam melakukan takbiran, dia dan beberapa pengikutnya beribadah malam untuk mengharapkan lailatulkadar.

"Justru pada saat malam lebaran itu, kami meyakini sebagai puncak lailatulkadar," katanya didampingi beberapa orang santri.

Sementara itu, sebagian besar masyarakat di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Tulungagung melaksanakan salat Id, Minggu (20/9) kemarin.

Kendati sempat khawatir karena kegagalan tim "rukyatul hilal" melihat awal bulan Syawal 1430 Hijriah di beberapa tempat, mereka akhirnya mantap setelah mendengar keputusan pemerintah.

Oleh sebab itu, surau dan masjid di perbatasan Trenggalek-Tulungagung itu baru terdengar suara takbir setelah azan Isya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009