Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama berharap dapat menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah pekan ini dalam pembicaraan tiga pihak dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Pemimpin AS tersebut dijadwalkan bertemu secara terpisah dengan kedua pejabat Timur Tengah itu, Selasa, di sisi Sidang Majelis Umum PBB, sebelum menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi tiga pihak, demikian pengumuman Gedung Putih dalam tindakan mengejutkan, Sabtu malam seperti dikutip AFP.

Pembicaraan itu akan menjadi upaya "untuk meletakkan landasan kerja bagi peluncuran kembali perundingan, dan menciptakan konteks positif bagi perundingan itu sehingga mereka dapat berhasil", kata juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs dalam satu pernyataan.

Sebelum pembicaraan tersebut, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Robert Gates di Washington, Senin, demikian antara lain isi pernyataan Departemen Pertahanan di Washington, tanpa memberi perincian lebih lanjut.

Pertemuan tiga pihak tersebut menandani pertemuan tingkat tinggi pertama antara ketiga pemimpin itu sejak Obama memangku jabatan di Gedung Putih pada Januari, dengan ikrar akan menjadi perdamaian yang sukar dilaksanakan di Timur Tengah sebagai prioritas pemerintah baru Partai Demokratnya.

Dan itu dilakukan setelah utusan baru AS untuk Timur Tengah George Mitchell kembali dengan tangan hampa dari satu misi ke wilayah itu setelah gagal membujuk para pemimpin Israel agar membekukan pembangunan permukiman baru.

Seorang pejabat pemerintah AS mengingatkan ada semuah pihak tak menaruh harapan mengenai terobosan atau kesepakatan.

Obama, yang bertemu secara terpisah dengan Netanyahu dan Abbas untuk mengadakan pembicaraan di Gedung Putih pada Mei, berpendapat penting untuk mempertemukan semua kedua pemimpin di dalam satu ruangan "untuk terus berusaha menjembatani jurang pemisah dan perbedaan", kata pejabat tersebut.

Pejabat itu, yang meminta tak disebutkan jatidirinya, juga berpendapat penting bahwa pembicaraan tiga pihak diselenggarakan segera setelah serangan yang memporakporandakan terhadap Jalur Gaza pada Desember dan pembentukan pemerintah baru Israel.

Kantor Netanyahu menyatakan Perdana Menteri Israel tersebut "telah menanggapi secara positif" atas undangan Pbama, sementara perundingan senior Palestina Saed Erakat, Ahad, mengkonfirmasi Abbas akan menghadiri pertemuan itu.

"Kami harap pertemuan ini akan menjadi peluang bagi Presiden Obama untuk mendengarkan sudut pandang yang berbeda dan memahami siapa yang menghalangi perundingan," kata Erakat.

Seorang pejabat Pemerintah Otonomi Palestina yang tak ingin disebutkan jatidirinya mengatakan pertemuan tersebut bukan merupakan kelanjutan pembicaraan perdamaian dengan Israel.

"Itu akan menjadi pertemuan resmi karena kami tak ingin mengecewakan pemerintah Amerika, yang ingin menyelenggarakannya," kata pejabat tersebut.(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009