New York (ANTARA News/AFP) - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Selasa menyerukan perundingan untuk mengakhiri konflik di Honduras antara Presiden Manuel Zelaya yang digulingkan dan penguasa de fakto negara itu.

Lula, yang berbicara di New York, mengatakan "solusi demokratis dan dirundingkan" harus ditemukan.

Ia juga mendesak Zelaya, yang bersembunyi di kedutaan besar Brasil, agar "sangat hati-hati jangan membiarkan dalih apa pun bagi perancang kudeta mengambil tindakan kekerasan."

Lula mengulangi kembali dukungan penuh Brazil bagi Zelaya dan mengatakan ia telah berbicara dengannya Senin pagi setelah para serdadu Honduras membubarkan kerumunan pendukung Zelaya dari sekitar kedubes tersebut.

Presiden Brasil itu menyatakan Honduras "dalam keadaan terkepung dan pelabuhan udara ditutup."

Ia memperingatkan pasukan oposisi jangan mencoba memasuki kedubes itu dan menghukum mereka dengan apa yang ia istilahkan kudeta gaya lama Amerika Latin.

"Kami tak punya lagi masalah tahun 1960-an dan kami tak dapat menerima seseorang memutuskan ia dapat menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis karena perbedaan politik," kata Lula. "Jika kamu tidak suka, lalu ubahlah melalui pemungutan suara."

Di Tegucigalpa, ibu kota Honduras, para serdadu yang bertopeng menggunakan alat pemukul dan gas airmata untuk membubarkan unjuk rasa lebih 4.000 pendukung Zelaya, kemudian mengepung halaman kedutaan itu.

Ketegangan terjadi kendati Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengeluarkan seruan agar tenang. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009