Tasikmalaya (ANTARA News) - Korban gempa di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jabar, masih merasakan kesedihan pasca gempa Tasikmalaya berkekuatan 7,3 skala richter yang menghancurkan sebagian bangunan rumah penduduk.

Salah seorang warga setempat, Usep Rudi (50), yang mengalami kerusakan rumah, Rabu, mengatakan masih merasakan kesedihan dan duka karena rumah dan barang berharga didalamnya rusak tertimpa material bangunan.

"Masih merasakan sedih apalagi kalau melihat rumah saya yang rusak, apalagi kalau mengingat kembali kejadian gempa waktu itu (2/9)," katanya.

Menurutnya kesedihan akibat gempa dialami serupa oleh warga korban lainnya, apalagi warga yang mengalami kerusakan rumah hingga ambruk rata dengan tanah.

Dikatakan oleh Usep, banyak warga korban gempa yang selalu bercerita mengingat kembali peristiwa bencana alam gempa bumi yang berakhir dengan perasaan sedih dan duka.

"Kalau lagi sendiri terus melihat rumah yang rusak, terkadang hati ini suka menangis, dan itu dirasakan oleh warga korban lainnya," kata Usep.

Bahkan ketika berkumpul kemudian bercerita masalah gempa banyak sebagian warga yang meminta untuk tidak mengingat kembali peristiwa yang baru kali pertama terjadi menimpa penduduk Purbaratu.

Selain itu warga yang tidak kuat menahan perasaan sedih suka mengeluarkan air mata sehingga menjadi keprihatinan warga lain juga kerabat untuk mencoba menenangkan hati warga korban gempa yang menangis.

"Memang kalau diingat-ingat lagi perasaan sedih tiba-tiba suka muncul, bahkan saya sendiri kalau melihat rumah yang sudah hancur suka sedih," katanya.

Diharapkan Usep kepada pemerintah daerah maupun pusat agar secepatnya memberikan bantuan pembangunan rumah warga yang rusak agar dapat kembali ditempati dengan layak.

Dikatakan Usep jika rumah warga yang mengalami kehancuran belum juga dibangun maka perasaan sedih akan terus datang ketika melihat rumah sendiri dengan keadaan bangunan yang ambruk.

"Kami hanya bisa berharap rumah kami bisa dibangun kembali, karena kalau dibangun sendiri kami bingung dana untuk membeli bahan bagunan, uangnya dari darimana," katanya.(*)

Pewarta: luki
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009