Jakarta  (ANTARA News) - Pemerintah dalam upaya mengurangi antrian yang kerap terjadi di tol bandara Soekarno Hatta akan menerapkan sistem terbuka hanya satu kali transaksi dengan besaran Rp4.500.

"Besaran tarif ini justru turun apabila dibandingkan tarif lama untuk jarak paling jauh Rp2.500 ditambah Rp3.000," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Nurdin Manurung di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, apabila 14 ruas mengalami penyesuaian tarif maka tol Sedyatmo tidak mengalami penyesuaian tarif tol, namun terjadi perubahan sistem pengumpulan tol yakni sistem terbuka dengan tarif sama/merata. .

Hal ini tentunya akan berdampak pada pengguna jalan dari Jakarta yang menuju Bandara, dimana tidak akan ada transaksi di gerbang tol Kapuk, pengguna jalan akan membayar di gerbang tol Kamal (bagi yang keluar Kamal) dan gerbang tol Cengkareng (untuk tujuan Bandara Soekarno Hatta).

Sementara transaksi untuk pengguna jalan dari Bandara menuju Jakarta akan mengalami perubahan dengan tidak adanya transaksi di gerbang tol Cengkareng. Pembayaran akan dilakukan di GT Kamal, GT Pantai Indah Kapuk dan GT Pluit 3 yang dioperasikan oleh PT. Jasamarga.

Untuk pembayaran di GT Kapuk untuk tujuan Jakarta, pengguna jalan akan membayar tarif tol Sedyatmo sekaligus membayar tarif tol dalam kota yang dioperasikan oleh PT. CMNP.

Tarif yang akan diberlakukan untuk golongan I adalah sama yakni Rp4.500. Menurut Dirut PT. Jasamarga Frans Sunito, besaran tarif yang harus dibayar pengguna tol lebih rendah dimana sebelumnya harus membayar total Rp 5.500 yakni Rp2.500 di pintu tol Sedyatmo dan Rp3.000 di pintu tol Cengkareng. Sementara untuk golongan II Rp 5.500, golongan III Rp 7.000, golongan IV Rp 8.500 dan kendaraan golongan V Rp 10.000.

Perubahan sistem transaksi ini bertujuan untuk mempercepat transaksi di gerbang tol dari semula 2 kali menjadi 1 kali.

Kapasitas gardu dengan sistem lama sudah terlampaui dan untuk menambah terkendala pembebasan lahan. Pertimbangan lainnya adalah adanya penambahan lajur layang menjadi 2x4 lajur pada masing-masing arah dan pelebaran akses dari dan ke Pluit lama.  (*)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009