PBB (ANTARA News)- Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Jumat menegaskan kembali bahwa Israel harus menghentikan semua kegiatan permukiman di wilayah-wilayah Tepi Barat untuk "menyelamatkan" proses perdamaian Timur Tengah yang macet akhir tahun lalu.

Abbas mengemukakan hal itu dalam sidang Majelis Umum PBB bahwa masyarakat internasional harus menekan Israel menghentikan pembangunan permukimannya yang "akan merusak tujuan pembentukan sebuah negara Palestina yang terletak berdampingan secara georafis" dengan negara Yahudi itu.

Kelompok Empat perunding Timur Tengah, Kamis mengulangi kembali desakan kepada Israel untuk membekukan pembangunan di permukiman di wilayah-wilayah yang diduduki, dua hari setelah Presiden AS Barack Obama tampaknya melepaskan tuntutan ini sebagai satu prasyarat bagi perundingan-perundingan baru.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang pemerintah koalisinya termasuk partai-partai pro permukiman, menolak tekanan AS untuk membekukan pembangunan permukiman dan hanya menawarkan pembekukan sembilan bulan,

Mengucapkan terima kasih kepada Obama atas pidatonya di PBB, Selasa, Abbas mengatakan: "Kami menegaskan bahwa mentaati dasar ini selain pembekuan total kegiatan-kegiatan permukiman, dapat menyelamatkan proses perdamaian dan membuka harapan bagi kesuksesannya.

Utusan Timur Tengah Obama, George Mitchell pekan depan melanjutkan perundingan-perundingan dengan para pejabat Israel dan Palestina. Menlu AS Hillary Clinton akan melaporkan kembali kepada Obama pertengahan Oktober tentang jkemajuan bagi dimulainya kembali perundingan-perundingan perdamaian itu.

Abbas menyalahkan "sikap keras kepala Israel, yang menolak mematuhi syarat-syarat bagi dimulainya kembali proses perdamaian," atas kemacetan itu.

Juga pada hari Jumat, Amr Moussa, Sekjen Liga Arab yang beranggotakan 22 negara , mengatakan penolakan Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman dan tindakan-tindakan lain menunjukkan negara itu menghambat semua usaha untuk menghidupkan kembali proses perdamaian itu.

Pembangunan permukiman dimulai setelah Israel merebut Tepi Barat dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 dan pembangunan berjalan cepat tahun 1980-an. Sekitar 300.000 warga Israel tinggal di 100 permukiman.

Israel membongkar beberapa permukiman di Jalur Gaza ketika menarikan pasukannya tahun 2005.

Seperti diberitakan AFP, Abbas juga mengimbau masyarakat internasional agar mendesak Israel "membebaskan 10.000 tahanan dan mencabut pengepungan yang tidak adil atas Jalur Gaza."

Israel melancarkan serangan Desember tahun lalu dengan tujuan memaksa para pejuang Hamas dan kelompok-kelompok Palestina lainnya di Gaza menghentikan penembakan roket ke kota-kota Israel.

Abbas mengatakan serangan Israel itu menimbulkan ribuan warga sipil tewas dan menghancurkan prasarana dan fasilitas publik.(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009