Bandaneira (ANTARA News) - Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan (Dephub), Herry Bakti mengatakan, pihaknya siap menyukseskan "Sail Banda" di Maluku pada 2010.

"Memang perlu dilakukan koordinasi lintas departemen, tapi kegiatan bertaraf internasional ini pada prinsipnya siap disukseskan Ditjen Perhubungan Udara Dephub," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA News di Bandaneira, ibukota Kecamatan Banda, Provinsi Maluku, Minggu.

Dirjen berada di Bandaneira dalam rangka mengikuti kunjungan Wakil Presiden (Wapres) terpilih Boediono berkunjung ke daerah ini 26 - 28 September 2009.

"Terpenting adalah penyiapan infrastruktur telpon maupun internet yang handal sehingga memudahkan akses komunikasi dan telekomunikasi sehingga orang tidak `bertumpuk` di Ambon bila hendak mempromosikan Banda pada kegiatan pelayaran tersebut," katanya.

Dia mengatakan "Sail Banda" ini berdasarkan pengamatannya perlu didukung pengoperasian armada laut dengan kapasitas maupun kecepatan yang bisa menempuh pelayaran 159 mil dari Ambon - Bandaneira dengan waktu minimal tiga - empat jam.

"Saya setelah kembali di Jakarta akan membicarakan masalah ini dengan Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut Dephub agar ada armada khusus yang hanya beroperasi di Maluku, tidak melanjutkan pelayaran ke arah Barat Indonesia," ujar Herry.

Dia pada prinsipnya siap mengarahkan airlines untuk mendukung "Sail Banda" dengan prinsip infrastruktur komunikasi dan telekomunikasi terjamin sehingga memudahkan akses ke daerah lain maupun dunia internasional.

"Perhubungan udara itu nantinya diprogramkan untuk penggguna jasa golongan ekonomi menengah ke atas dengan menambah jumlah frekuensi penerbangan ke Bandaneira karena dihadapkan dengan landasan pacu di sini yang panjangnya hanya 900 meter," kata Herry.

Disinggung menambah panjang landasan pacu, dia menjelaskan, untuk saat ini belum dibutuhkan karena berdasarkan evaluasi penumpang baru sekitar 35 persen dari ketersediaan tempat duduk(seat) pesawat Cassa 212 milik PT. Merpati Nusantara Airlines(MNA).

"Rasanya belum saatnya diperpanjang landasan pacu karena bila dibangun, maka perlu didisain konstruksi ke laut dan menggusur bukit bukit Ranang sehingga membutuhkan dana besar yang dinilai kurang ekonomis,"ujar Herry.

Sebelumnya Wapres terpilih, Boediono menyatakan kesediaannya untuk mendukung promosi "Sail Banda".

"Saya tidak berjanji, hanya saja setelah dilantik menjadi Wapres yang dijadwalkan 20 Oktober 2009 itu merupakan bagian dari tanggung jawab yang harus diemban untuk menyukseskan kegiatan pelayaran tersebut," ujarnya.

Dia menilai Banda memiliki aset pariwisata bawah laut, sejarah dan budaya yang memiliki karakteristik khusus bila dikelola profesional bakal menarik minat wisatawan.

"Banda sudah terkenal sejak abad ke-15, bahkan berdasarkan sejarah memiliki andil berharga bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan dicetuskannya ide- ide cemerlang oleh Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Cipto Mangungkusumo saat pengasingan oleh Belanda sehingga tinggal membenahi berbagai infrastukrur dan mempersiapkan kualitas sumber daya manusia," kata Boediono.

Hatta dan Sjahrir menjalani pengasingan 1936 - 2942. Sedangkan Cipto 1928 - 1940. Rumah pengasingan tiga tokoh nasional itu di Bandaneira hingga saat ini terawat baik dan menjadi objek wisata.

Penghargaan juga diberikan bagi Hatta dan Sjahrir dengan mengabadikan nama mereka pada dua dari 10 pulau yang ada di daerah ini, termasuk Masjid serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan(STKIP) dan Sekolah Tiggi Perikanan. (*)

Pewarta: handr
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009