New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun sedikit pada Selasa waktu setempat, di tengah menguatnya dolar AS dan memudarnya keyakinan konsumen di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November, tergelincir 13 sen dari penutupan Senin menjadi 66,71 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan November turun lima sen menjadi 65,49 dolar AS per barel.

"Sebuah penguatan dolar telah mendorong minyak mentah kembali di bawah 67 dolar," kata Mike Fitzpatrick, analis di MF Global. Mata uang AS yang kuat membuat harga minyak dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Ketegangan Barat dengan Iran atas program nuklir tidak membantu mengangkat harga minyak.

Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris dan Perancis -- ditambah Jerman dijadwalkan akan bertemu di Jenewa pada Kamis untuk membahas sengketa program atom Teheran.

Para pemimpin dunia menuntut, inspektur nuklir dari International Atomic Energy Agency (IAEA) diberikan akses ke pabrik pengayaan rahasia Iran dan mengancam untuk menerapkan sanksi baru yang keras pada Teheran.

Pada Senin, Iran, eksportir minyak terbesar ketiga dunia setelah Rusia dan Arab Saudi, melakukan uji coba menembakkan rudal jarak jauh yang dikatakan bisa mencapai target di dalam Israel.

"Untuk saat ini, ketegangan dengan Iran tidak memberikan banyak dukungan untuk harga karena persepsi bahwa kapasitas cadangan yang cukup dapat digunakan untuk memenuhi apapun kekurangan pasokan," dan usulan `sanksi melumpuhkan` terhadap Teheran" adalah masih jauh," kata Fitzpatrick.

Analis lain mengatakan bahwa data mingguan yang akan dirilis Rabu ini diperkirakan menunjukkan peningkatan persediaan minyak AS yang mungkin tidak akan membantu meningkatkan membeli.

Pada Selasa, indeks kepercayaan konsumen dari perusahaan riset bisnis Conference Board menyusut pada September menjadi 53,1 dari 54,5 pada Agustus karena kekhawatiran tentang pasar kerja yang ketat membayangi membaiknya kondisi ekonomi.

Pekan lalu, harga minyak turun delapan dolar di tengah kekhawatiran atas meningkatnya persediaan dan terus lemahnya permintaan.

Permintaan jatuh setelah ekonomi global akhir tahun lalu tergelincir ke dalam resesi terburuk sejak 1930-an.

Ini mengirimkan harga minyak berjatuhan dari tertinggi dalam sejarah lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember. Harga telah pulih tapi investor tetap prihatin atas kecepatan dari kenaikannya.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009