Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Kota tua Jerusalem tetap tenang Senin setelah beberapa orang terluka pada hari sebelumnya dalam bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, tempat yang disucikan oleh masyarakat Muslim dan Yahudi.

Toko-toko di seluruh daerah Muslim dari kota tua itu, telah dibuka kembali setelah pementasan pemogokan sebagian menyusul kekerasan tersebut, yang mana 17 polisi Israel dan sekitar 12 warga Palestina terluka.

Pemerintah Hamas yang menguasai Gaza telah minta pertemuan darurat satu komisi khusus yang dibentuk pada 1975 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk melindungi identitas Arab-Islam di kota suci itu.

PM Hamas Ismail Haniya membuat permintaan itu pada Raja Mohammad II dari Maroko yang memimpin komisi Al-Quds dengan mengatakan komisi tersebut harus "mempertahankan masjid Al-Aqsa .... dari agresi Yahudi", kata satu pernyataan Senin.

Sementara itu, 2.000 warga Palestina telah mengadakan protes di luar gedung parlemen atas seruan Hamas "untuk pembelaan Al-Aqsa".

Pertempuran Ahad meletus ketika sekelompok wisatawan masuk kompleks masjid, yang dianggap sebagai tempat tersuci dalam Judaisme dan tempat tersuci ketiga dalam Islam, dan yang telah menjadi pusat perselisihan dalam konflik Arab-Israel yang telah berusia beberapa dasawarsa.

Sekitar 150 jemaah Muslim mengepung kelompok itu dan mulai melempar batu pada polisi Israel yang menjaga mereka, dan mereka membalas dengan granat yang membisingkan.

Polisi menyatakan para pengunjung itu adalah wisatawan Prancis, tapi beberapa warga Palestina bersikeras mereka adalah ekstrimis Yahudi, bagian dari satu kelompok 20 orang Yahudi garis keras yang berkumpul sebelumnya di luar pintu ke kompleks tersebut.

Pemerintah otonomi Palestina menuduh Israel telah dengan sengaja meningkatkan ketegangan di tengah desakan AS untuk melancarkan kembali proses damai yang macet, sementara Liga Arab di Kairo menyampaikan "kemarahan bukan main" dan Jordania memanggil duta besar Israel.

Kompleks itu, dirujuk sebagai Temple Mount oleh orang Yahudi dan Al-Haram Al-Sharif oleh umat Islam, merupakan pusat perlawanan Palestina pada tahun 2000, yang meletus tepat sembilan tahun lalu.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009